Bahkan, di dalam Balasena juga menjadi penyimpanan bahan baku mereka selama perjalanan ekspedisi seperti sembako dan satu jenis sepeda motor.
Menurut Alffy, sepeda motor itu sengaja diletakkan di bagian belakang Balasena sebagai alat transportasi pembuka jalan, atau untuk mengecek jalur ketika mereka menemukan jalan yang belum bisa diyakini bisa dilalui kendaraan mobil.
"Balasena ini bisa dibilang sebagai jantnugnya ekspedisi. Straingnya itu di Kalimantara kehangatannya ada di Evaraya dan ini di Guardiannya ada di Balasena ini akan menjaga kita untuk safety nya termasuk peralatan resque di dalamnya," ujarnya.
Sementara itu, Linka Angelia salah satu tim ekspidisi atau wanita satu-satunya dalam tim itu menceritakan pengalamannya beberapa waktu lalu ketika pertama ke daerah Kalimantara.
Ia bercerita di sana mereka bertemu dengan sekolah dengan kondisi yang sangat tidak layak dengan kondisi lantai sekolah tersebut masih masih tanah.
BACA JUGA:Acara Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2025 Berpotensi Jaring Kerjasama Pariwisata Global
Menurut Linka, hal tersebut yang menjadi salah satu alasan dirinya dan tim ekspedisi wonderland Indonesia kembali ke Kalimantara dengan menggunakan armada yang lebih memadai untuk bisa bertemu dengan anak-anak sekolah di sana.
Hal itu untuk bisa mengangkat wilayah tersebut untuk bisa banyak diketahui orang banyak dan kesejahteraan pendidikan di sana juga bisa terangkat.
"Pengalaman paling berkesan di salah satu SD terperncil di NTT di mana aku ketemu nama Kalimantara. Kita kayak punya misi ke sekolah itu lagi dengan membawa mobil yang tangguh. Terakhir kita ajak anak-anak bernyanyi karena sekolahnya itu kurang proper dan alasnya itu masih tanah, mereka di kelasnya ada yang nyeker dan kita ke sana bawa alat-ala gambar dan mereka seneng banget. Saat itu kami nyanyi bareng dan judulnya 'masa terindah'," ungkap Linka.
Linka berharap perjalanan ekspedisi kali ini dirinya dan tim bisa mengeksplore lebiih jauh tentang daerah itu sebagai salah satu upaya mengangkat tradisi, budaya, dan pendidikan di sana.
BACA JUGA:Wisata Helikopter Bali–Gili Trawangan: Liburan Mewah dalam 45 Menit Cuma Rp50 Jutaan Aja
Ia mengingat pada saat dirinya datang ke daerah tersebut belum memiliki mobil secanggih dan sekuat Kalimantara, Evaraya dan Balasena tidak bisa masuk ke wilayah-wilayah eksotis lantaran armada mereka saat itu tidak memadai.
Dengan wajah sumringah Linka mengaku senang dengan dukungan dari Ford Indonesia yang memndukung armada penunjang ekspedisi mereka ke wilayah-wllayah Indonesia khusunya daerah timur.
Wanita cantik kelahir tahun 1994 itu menyebut hanya memiliki waktu 4 kali bertemu keluarganya dlaam satu tahun demi mengikuti ekspedisi Wonderland Indonesia ini tidak pernah merasa jauh dari keluarga lantaran dari sekitar 20 kru dalam tim itu didesain untuk bisa menjadi sebuah keluarga baru.
Terlebih desain armada juga disiapkan untuk bisa memenuhi kebutuhan mereka tida berbeda jauh ketika mereka berada di dalam rumah.