Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono atau Menko AHY Senin Pagi 13 Oktober 2025 meninjau perkembangan proyek breakwater atau pemecah ombak di pesisir Pantai Kuta, Bali.
Dalam kesempatan tersebut, Menko AHY menyebut breakwater akan dipasang sepanjang 5,3 kilometer dari titik yang mengalami abrasi sepanjang Pantai Kuta hingga Legian. Menurut Menko AHY, mundurnya terjadi abrasi itu mencapai hingga 15-20 meter.
"Kita ingin lakukan yang namanya sand nourishment, dikembalikan pada kondisi awalnya. Ini adalah bagian dari pembangunan infrastruktur untuk melestarikan alam. Dengan anggaran 260 miliar rupiah," kata dia di Kuta, Senin 13 Oktober 2025.
BACA JUGA: Nimaizar Sebut Perbaikan Sepak Bola Harus Dimulai dari Paling Dasar
Tak hanya itu, AHY menjelaskan proyek waterbrake tersebut selain untuk mencegah abrasi, proyek itu sebagai salah satu cara merevitalisasi bibir pantai. Lantaran, abrasi jika terus dibiarkan akan membuat bibir pantai semakin tergerus dan akan mengancam kehidupan masyarakat di sekitar pantai.
Untuk diketahui, wilayah dekat pantai Kuta terdapat banyak pusat-pusat perekonomian seperti mall, restoran, hotel dan tempat-tempat usaha milik warga.
"Sepanjang pantai Kuta ini banyak sekali destinasi pariwisata, banyak hotel, restoran, termasuk mal, yang juga makin hari makin terancam akibat mundurnya garis pantai, akibat abrasi tadi," tutur dia.
Proyek waterbrake menurutnya sudah mencapai 18 persen pengerjaannya. Namun, tantangan terbesarnya adalah kondisi alam yang akan mempengaruhi pengerjaan proyek tersebut.
"Karena ada pasang dan surut, sehingga tetap harus dipastikan pekerjaannya aman. Alat berat yang di-deploy itu ada masa kerjanya, paling efektif dari jam 6-9 pagi. Kemudian jam 6-9 malam," ucapnya.