BALI.DISWAY.ID – Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Film, Musik dan Seni kembali mendukung Yayasan Bali Purnati yang menyelenggarakan Panggung Maestro Ke-10 di Gedung Kesenian Jakarta pada 17-18 Desember 2025. Acara tersebut merupakan pagelaran seni pertunjukan tradisi nusantara yang dipersembahkan untuk melestarikan seni lakon sekaligus ajang untuk menghormati para maestro seni nusantara.
Dalam sambutannya, Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo, menjelaskan bahwa seni lakon merupakan unsur pengikat antara masa lalu, masa kini, dan masa depan. Lewat pelestarian seni tradisi, jati diri bangsa akan terus mengakar pada generasi muda yang akan menjadi penerus para maestro. “Salah satu yang menjadi perhatian kita adalah harus ada regenerasi. Kita bisa lihat dari pementasan Wayang Orang Bharata dan Miss Tjitjih bahwa ada regenerasi umur, di mana ada musisi-musisi kecil yang ikut tampil. Hal ini penting, karena kita harus menghargai maestro sekaligus memastikan pelestarian dan regenerasi budaya,” ungkap Wamenbud Giring. Lebih jauh, Wamenbud Giring menjelaskan bahwa Panggung Maestro ke-10 bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk penghargaan terhadap para maestro yang menjadi garda terdepan dalam melestarikan budaya nusantara. Ia menuturkan, “Melalui Panggung Maestro, Kementerian Kebudayaan dapat memberikan apresiasi kepada para maestro yang sudah mendedikasikan hidup mereka, terus konsisten dan berjuang dalam melestarikan kesenian-kesenian yang mereka cintai. Maestro di sini sudah berumur senior, namun semangat mereka dapat menjadi motivasi kita untuk memajukan dan melestarikan budaya Indonesia.” Wamenbud Giring juga memberikan apresiasi tinggi untuk para maestro yang telah mempersembahkan pertunjukan lakon dengan sepenuh hati. Menurutnya, ilmu dari para maestro dapat menjadi bekal untuk para seniman muda yang ingin mendalami seni pertunjukan. “Seluruh perjuangan para maestro yang di sini harus kita lanjutkan, karena mereka sudah dibentuk dan ditempa melalui proses yang panjang. Mereka telah mengeluarkan banyak keringat, tangis, canda tawa demi kebudayaan dan kesenian yang mereka cintai dan kagumi,” ujarnya. Panggung Maestro ke-10 menjadi panggung penghargaan bagi para maestro yang telah mendedikasikan hidup mereka dalam merawat seni tradisi sehingga budaya bangsa tetap lestari. Mengambil tema “Menjaga Maestro, Melangkah Ke Depan”, Panggung Maestro ke-10 menghadirkan dua kelompok seni tradisi dari Jakarta, yakni Wayang Orang Bharata dan Miss Tjitjih. BACA JUGA:Unduh Pedoman Resmi Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025 dari Kementerian Kebudayaan Wayang Orang Bharata memainkan lakon Kikis Tunggorono yang menceritakan peliknya perseteruan antara Boma Narakasura dengan Gatotkaca dalam memperebutkan wilayah Tunggorono. Lakon ini dimainkan oleh Soelistiyono Susetiyo sebagai Gatot Kaca; Aries Mukadi sebagai Narodho; Mudjo Setiyo sebagai Boma; Heru Muji Suwarningsih sebagai Arimbi; Surip Handayani sebagai Penari Gambyong; serta Nunung Rustiawati sebagai Hagnyonowati. Sementara itu, paguyuban Miss Tjitjih memerankan lakon Sangkuriang, kisah dari Jawa Barat tentang seorang pemuda bernama Sangkuriang yang tanpa sengaja jatuh cinta pada ibu kandungnya sendiri, Dayang Sumbi. Lakon tersebut diperankan oleh Wawan Aluwan, Dedeh Dahlia, Karta S, Anna Lestari dan Kokom Kusnadi. Selain seni lakon, Panggung Maestro ke-10 turut mengadakan forum temu dan bincang maestro bertajuk Panggung Wacana yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang sejarah seni pertunjukan di Jakarta. Forum tersebut menghadirkan pembicara maestro dari Paguyuban Wayang Orang Bharata, serta asisten sutradara dan ketua Perkumpulan Kesenian Miss Tjitjih. BACA JUGA:Pemprov Bali 'Suntik' Modal Rp1,4 Triliun untuk Pusat Kebudayaan Hadir mendampingi Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha antara lain Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Judi Wahjudin serta Direktur Pengembangan Budaya Digital, Andi Syamsu Rijal. Turut hadir pula jajaran tamu naratama dalam Panggung Maestro ke-10, yakni Vice President Director & Deputy CEO iForte, Silvi Liswanda; CEO & President Director iForte, Aming Santoso; GM Marketing Comunincations iForte, Victor Sihombing; Senior Vice President, Norisa Saifudin; Corporate Secretary BCA, Ketut Wijaya; Vice President Corporate Social Responsibility BCA, Nona Faletta Aryuni Sumanang; Managing Director Megapro, Albert Widjaja; Activation Manager Megapro, Ahmad Qomaru Zaman; Activations Staff Megapro, Astri Rizkie; jajaran kurator dan pegiat budaya, Restu Imansari Kusumaningrum, Sulistyo Tirtokusumo, Endo Suanda, Heri Prasetyo; serta sastrawan Zen Hae. Mengakhiri sambutan, Wakil Menteri Kebudayaan Giring menegaskan bahwa Panggung Maestro merupakan bagian dari komitmen Kementerian Kebudayaan untuk terus melestarikan, memajukan dan mengembangkan seni lakon, khususnya kepada generasi muda. “Kementerian Kebudayaan akan terus melakukan inisiatif dalam pelestarian ekosistem budaya Indonesia. Semoga ke depannya akan lebih banyak pemanfaatan teknologi supaya anak-anak muda semakin tertarik untuk mempelajari seni lakon,” pungkasnya.Kementerian Kebudayaan Dukung Panggung Maestro Ke -10, Perkuat Ekosistem Seni Lakon
Kamis 18-12-2025,23:30 WIB
Editor : Rifaa Ayuni
Kategori :