Palebon Mendiang Cokorda Istri Niti Yadnya, Warga Ramai Datangi Ubud

Palebon Mendiang Cokorda Istri Niti Yadnya, Warga Ramai Datangi Ubud

Prosesi palebon mendiang Cokorda istri Niti Yadnya, berlokasi di Puri Saren Kangin Delodan, Ubud Bali-screen shoot youtube, PRANATA KARANG CHANNEL-

UBUD, BALIDISWAY.ID - Suasana duka menyelimuti UBUD setelah berpulangnya Cokorda Istri Niti Yadnya, tokoh yang dihormati masyarakat setempat.

Prosesi Palebon almarhum dilaksanakan di Puri Saren Kangin Kelodan Ubud pada tanggal 3 September 2025.

Upacara adat berskala besar ini menjadi penghormatan terakhir bagi tokoh Puri Ubud yang wafat di usia 60 tahun, meninggalkan suami, Cokorda Pelik, serta putra-putrinya.

BACA JUGA:Buleleng Catat Sejarah Baru, SMPN 1 Sukasada Resmi Jadi Sekolah Rujukan Google di Bali

BACA JUGA:Konferensi Internasional CHANDI 2025 Dibuka, Usung Tema Culture for the Future

Rangkaian palebon di Ubud ditandai dengan berbagai prosesi adat, mulai dari pembuatan bade (menara jenazah) hingga lembu sebagai sarana pembakaran jenazah.

Pada prosesi pelebon kali ini, jenazahnya diiringi bade bertumpang sembilan dan lembu tangi berwarna ungu sebagai simbol kemegahan dan penghormatan.

"Ini melambangkan keagungan sekaligus penghormatan bagi beliau," ujar sang adik, Cok Wah.


Prosesi palebon mendiang Cokorda istri Niti Yadnya, berlokasi di Puri Saren Kangin Delodan, Ubud Bali-screen shoot youtube, PRANATA KARANG CHANNEL-

Arak-arakan berlangsung dari Puri Agung Ubud menuju Setra Dalem Puri.

Ribuan warga dan wisatawan memenuhi jalanan untuk menyaksikan ritual yang sarat makna spiritual dan budaya. Sejumlah turis asing terlihat mengabadikan momen sakral ini dengan kamera maupun ponsel mereka.

Demi kelancaran jalannya acara, aparat gabungan dari kepolisian, Dinas Perhubungan, serta pecalang diterjunkan untuk mengatur arus lalu lintas dan menjaga keamanan.

“Puncak pelebon berjalan tertib. Kami menurunkan 100 personel bersama pecalang,” kata Kapolsek Ubud, Kompol Putra Astawa.

Palebon Cokorda Istri Niti Yadnya tidak hanya menjadi upacara adat keluarga puri, melainkan juga sebuah peristiwa budaya yang menyedot perhatian dunia. Upacara ini menegaskan bahwa tradisi luhur Bali tetap lestari dan dijunjung tinggi hingga kini.

Sumber: