Hasil Produksi Garam Amed Turun, Petani Harap Cuaca Cerah November Nanti

Hasil Produksi Garam Amed Turun, Petani Harap Cuaca Cerah November Nanti

Wilayah pesisir, Amed kabupaten Karangasem, Bali. Wilayah dimana petani garam panen-jaypark-X/Twitter

KARANGASEM, DISWAYBALI.ID - Petani garam di Amed sudah mulai turun ke ladang, namun hasil panen belum bisa maksimal. 

Faktor utama yang jadi kendala adalah cuaca yang masih sering diguyur hujan, sehingga proses produksi berjalan tersendat.

Ketua Komunitas Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG), I Nengah Suanda, pada Rabu 24 September 2025 mengungkapkan bahwa para petani tetap berusaha melakukan proses penggaraman meski situasinya cukup berat. 

BACA JUGA:Kadis Suwarmawan Tekankan Urgensi Literasi Digital Finansial untuk Kaum Muda

Menurutnya, turunnya hujan membuat banyak petani seperti hidup segan mati tak mau, karena proses pembuatan garam yang seharusnya lancar jadi terganggu.

Selain kuantitas, kualitas garam pun ikut terdampak. Garam yang sudah sempat diproduksi bisa menjadi kotor setelah terkena air hujan. 

Untuk menjaga mutu, para petani memilih melakukan daur ulang agar hasil akhirnya tetap sesuai standar garam Amed yang terkenal berkualitas.

Suanda memperkirakan hasil panen tahun ini tak akan sebanyak tahun-tahun sebelumnya. 

BACA JUGA:Pemkot Denpasar Perketat Penertiban Bangunan di Sempadan Sungai Pasca Banjir Bandang

Biasanya, rata-rata petani bisa menghasilkan sekitar 1,2 ton garam. Namun dengan kondisi cuaca seperti sekarang, bisa mendapatkan 1 ton saja per petani sudah dianggap bagus. 

Ia berharap pada November nanti cuaca bisa lebih terik sehingga produksi bisa kembali meningkat.

Sumber: