Peter Dittmar Buka Galeri Permanen: Hadirkan Abstract Expressionism Berpadu Spiritualitas Asia

Peter Dittmar Buka Galeri Permanen: Hadirkan Abstract Expressionism Berpadu Spiritualitas Asia

Peter Dittmar meresmikan ruang pameran permanennya di Galeri Tonyraka-tonyrakagallery-instagram

GIANYAR, DISWAYBALI.ID - Pelukis senior berdarah Jerman, Peter Dittmar, meresmikan ruang pameran permanennya di Galeri Tonyraka, Ubud, pada hari Sabtu (25/10/2025). 

Pembukaan ini menjadi tonggak penting bagi Peter yang kini berusia 80 tahun, setelah berkarya dan menggelar pameran berpindah-pindah sejak ia mulai menetap di Bali pada tahun 1982.

Peter menghadirkan gaya seni rupa yang ia sebut Abstract Expressionism

BACA JUGA:IDW 2025 Kembali Digelar di Jakarta, Hadirkan Kolaborasi Global dengan Sentuhan Budaya Lokal

Karya-karyanya merupakan perpaduan unik antara latar belakang Euro-Jermannya dengan sentuhan spiritualitas Asia

Setiap goresan adalah luapan energi spontan yang menjadi refleksi sekaligus kritik sosial terhadap lingkungan sekitarnya.

"Kecintaan saya pada Bali sangat besar. Saya tinggalkan hidup nyaman di Jerman, karena saya merasa Bali menawarkan hal yang jauh lebih berharga," tutur Peter dalam Konferensi Pers pembukaan "Peter Dittmar Art Space" di hari yang sama. 

Ia menambahkan bahwa inspirasinya terasa berbeda saat berkarya di luar Bali. 

Sebagai contoh, lukisan abstraknya tentang perang di Palestina terinspirasi dari dukungan besar Indonesia, termasuk pembangunan rumah sakit dengan biaya sendiri.

BACA JUGA:ALVA Owners Club Tempuh 1.170 Km Jakarta–Bali, Dorong Gaya Hidup Nol Emisi dengan Motor Listrik Desain Keren

Peter mengkritik Eropa yang menurutnya sering mengarahkan perjuangan politik pada peperangan. 

Sebaliknya, seniman yang sudah puluhan tahun di Bali ini mencari sumber inspirasi yang bersifat konektif dan menghidupkan. 

Ia menemukan hal tersebut dalam konsep-konsep Asia seperti Sunyata (Buddhisme), Rwa Bhineda dan Ana/Tan Ana (Hindu), Teknik Chi (Cina), dan Zen (Jepang).

Budayawan Jean Couteau berpendapat, "Peter Dittmar menawarkan sikap introspeksi universal, ia mengadopsi jalur inspirasi Buddhis tanpa harus mengidentifikasi diri secara formal sebagai seorang Buddhis."

Sumber: