Kelangkaan BBM Pertamax di Bali Dampak dari Cuaca Buruk
Kelangkaan BBM di Bali mulai memicu kekhawatiran warga mengenai ketersediaan bahan bakar jenis non-subsidi--
DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Beberapa hari terakhir, kelangkaan BBM di Bali mulai memicu kekhawatiran warga mengenai ketersediaan bahan bakar jenis non-subsidi, terutama jenis Pertamax di sejumlah SPBU di wilayah Kota Denpasar dan Kabupate Badung.
Distribusi BBM tersebut terganggu karena cuaca buruk yang belakangan ini kerap menimpa Bali yang membuat terhambatnya kapal pengangkut bahan bakar menuju terminal utama yang akhirnya stok BBM menjadi terganggu dan terjadinya kelangkaan BBM di Bali.
Akibat dari kelangkaan BBM di Bali, menyebabkan pihak Pertamina Patra Niaga yang kemudian mengambil langkah alih suplai untuk menjaga stabilitas pasokan BBM di Pulau Dewata agar permasalahan kelangkaan BBM dapat terselesaikan.
BACA JUGA:Kedatangan Raja Yordania Abdullah II Disambut dengan Iring-iringan Kenegaraan di Jakarta
Masyarakat di wilayah Denpasar dan Kabupaten Badung, Bali dalam beberapa hari belakangan sedang mengalami situasi di mana bahan bakar minyak (BBM) jenis non-subsidi, khususnya Pertamax sulit untuk ditemukan karena sedang mengalami kelangkaan.
Menurut laporan, antrean kendaraan yang mengular di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum, sementara di beberapa SPBU hanya melayani jenis subsidi karena telah kehabisan stok Pertamax.
Pihak dari Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Timur - Bali - Nusa Tenggara yang menyatakan kendala utama yang menyebabkan kelangkaan adalah gangguan distribusi akibat cuaca buruk yang akhirnya dapat menghambat kapal pengangkut BBM ke titik suply utama, yaitu Terminal BBM Sanggaran di Denpasar.
Untuk itu pihak Pertamina mengantisipasi dengan melaksanakan alih suplai ke Terminal BBM Manggis di Kabupaten Karangasem sebagai rute alternatif. Untuk lebih rinci kapal pengangkut BBM membawa sekitar 2.000 kiloliter Pertamax.
Lalu BBM Pertamax itu nantinya akan ditargetkan sandar di Terminal Sanggaran pada Kamis 13 November 2025, sementara kapal lainnya dengan muatan 9.000 kiloliter yang nantinya ditargetkan sandar di Terminal Maggis pada Jumat 14 November.
BACA JUGA:Tiga Pekerja Proyek di Jembrana Terseret Arus Sungai, Satu Tewas dan Satu Masih Hilang
Pihak perusahaan juga meyatakan bahwa SPBU akan tetap beroperasi 24 jam demi memastikan layanan distribusi berjalan dan suplai di Bali tetap aman. Meski demikian, sebagian warga di lapangan masih merasakan dampak kelangkaan yag di antaranya stok kosong atau pilihan yang terbatas untuk jenis non-subsidi.
Dampak dari kelangkaan BBM cukup signifikan karena Bali sendiri merupakan kawasan yang memiliki mobilitas yang tinggi dan sektor pariwisata yang tinggi. Jadi kebutuhan BBM tidak hanya digunakan oleh pihak pribadi, tetapi juga transportasi umum dan wisata.
sebagai langkah antisipatif, disarankan untuk masyarakat membeli BBM secara bijak yang sesuai dengan kebutuhan dan hindari pembelian secara berlebihan agar distribusi tetap merata.
Sumber: