Tegas! 13 Ribu Pecalang Bali Tolak Preman Berkedok Ormas, Siap Dukung Sipandu Beradat

Sebanyak 13 ribu Pecalang Bali secara tegas menolak adanya tindakan premanisme berkedok ormas (Organisasi Masyarakat) dengan menggelar aksi deklarasi.--Dok: Pemprov Bali
DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Sebanyak 13 ribu Pecalang Bali secara tegas menolak adanya tindakan premanisme berkedok ormas (Organisasi Masyarakat) dengan menggelar aksi deklarasi.
Aksi tersebut digelar di Lapangan Margarana, Niti Mandala, Denpasar, Bali. Ketua MDA (Majelis Desa Adat) Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet menyampaikan tiga poin penting dalam deklarasinya.
BACA JUGA:Jadwal Pemadaman Listrik di Bali Hari Ini 19 Mei 2025 Lengkap Lokasi Terdampak, Cek Informasinya!
Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet menyatakan penolakan terhadap aksi premanisme yang berkedok ormas yang dapat mengintimidasi masyarakat Bali.
"Pecalang Bali sejak leluhur sudah menjaga Bali, nindihin gumi Bali. Pecalang Bali menolak kriminalisme, premanisme, dan sikap anarkis yang dilakukan ormas dan berkedok ormas," ujar Ida, dikutip Selasa 20 Mei 2025.
Tak hanya itu, para Pecalang Bali juga memberikan dukungan terhadap sistem keamanan terpadu berbasis desa adat (Sipandu Beradat) dan Bantuan Keamanan Desa Adat (Bankamda) dalam menjaga dan mengamankan wewidangan desa adat dan nindihin gumi Bali.
BACA JUGA:Jadwal dan Lokasi Layanan SIM Keliling di Bali Hari Ini 20 Mei 2025, Jangan sampai Terlewat!
Dalam sambutannya, Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet menjelaskan adanya gerakan aksi penolakan premanisme ini sebagai bentuk persamaan persepsi terkait dengan isu terhadap ormas yang kian berkembang.
"Deklrasi ini merupakan respon atas munculnya fenomenas premanisme berkedok ormas yang mulai marak di Bali," tutur Ida.
Lebih lanjut, berdasarkan pengakuan Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet, ia sudah berupaya berkomunikasi dengan pemerintah provinsi terkait kesejateraan pecalang, termasuk insentif.
Ida Panglingsir Agung Putra Sukahet berharap kepemimpinan daerah saat ini bisa memberikan perhatian lebih terhadap eksistensi pecalang sebagai garda terdepan dalam menjaga adat dan budaya Bali.
Sumber: