Benarkah Terapi Stem Cell Bisa Sembuhkan Penyakit HIV? Begini Penjelasan Dokter

Benarkah Terapi Stem Cell Bisa Sembuhkan Penyakit HIV? Begini Penjelasan Dokter

dr. Sandy Qlintang, M. Biomedic menjelaskan bahwa sudah ada 3 pasien HIV yang sembuh berkat terapi stem cell di Amerika Serikat.-Direktur PT Bifarma Adiluhung (Kalbe Regenic, anak usaha PT Kalbe Farma Tbk), dr. Sandy Qlintang, M. Biomedic -Hasyim Ashari

DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Terapi Stem Cell disebut-sebut sebagai solusi alternatif bagi penderita HIV (Human Immunodeficiency Virus) karena dapat membunuh virusnya.

Karena selama ini, penderita HIV di seluruh dunia hanya bisa diringankan jumlah mutasi serta perkembangan virus dengan mengonsumsi obat ARV (Antiretroviral).

BACA JUGA:4 Penyakit yang Bisa Disembuhkan dengan Terapi Stem Cell di Indonesia, Berikut Daftarnya

Lantas, apakah benar terapi stem cell bisa membunuh virus HIV dan bisa hidup tanpa ketergantungan ARV?

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur PT Bifarma Adiluhung (Kalbe Regenic, anak usaha PT Kalbe Farma Tbk), dr. Sandy Qlintang, M. Biomedic menjelaskan bahwa sudah ada 3 pasien HIV yang sembuh berkat terapi stem cell di Amerika Serikat.

Hanya saja, kata dr. Sandy Qlintang di Amerika Serikat proses menjalani terapi Stem Cell juga dikombinasikan dengan Gen orang yang kebal terhadap virus HIV.

"Ini kan penemuannya di Amerika sebelumnya dan sudah ada tiga pasien HIV-nya sembuh dengan terapi Stem Cell ini," ujarnya secara ekslusif kepada Disway, Selasa 20 Maret 2025.

"Jadi, bukan terapi stem cell diberikan langsung terus sembuh HIV-nya enggak. Jadi, ditemukannya begini, ternyata ada beberapa individu yang punya genetik kebal terhadap HIV. Jadi, menariknya ada manusia yang kebal terhadap HIV," tambahnya.

BACA JUGA:Tinggalkan Bali United, Elias Dolah Pilih Bergabung dengan Buriram United di Musim 2025/2026

Lebih lanjut, dr. Sandy Qlintang juga mengatakan jika kolaborasi genetik orang yang kebal HIV dengan terapi Stem Cell, maka pasien bisa dikatakan sembuh.

"Gen orang yang kebal ini diinseksikan atau dimasukkan ke dalam stem cell. Orang yang kena HIV diedit nih, dimasukin, nah, setelah dimasukin, dikembangbiakan lalu, kemudian dimasukkan ke dalam tubuh pasien HIV," ujarnya.

"Artinya apa? Pasien HIV-nya jadi kebal terhadap virus HIV. Jadi, yang tadi saya bilang manipulasi stem cellnya jadi seperti itu," pungkasnya.

Sumber: