PHK Terjadi Lagi, Disnaker Bali Ungkap Ada 100 Pegawai Hotel Kehilangan Pekerjaan

PHK Terjadi Lagi, Disnaker Bali Ungkap Ada 100 Pegawai Hotel Kehilangan Pekerjaan

Kepala Disnaker ESDM Bali Ida Bagus Setiawan mengungkapkan alasan mengapa pegawai hotel kehilangan pekerjaan lantaran terkena dampak efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintah.--

DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Badai PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) terjadi lagi, Dinas Pekerjaan (Disnaker) Bali mengungkap ada 100 pegawai pada sektor perhotelan kehilangan pekerjaan.

Kepala Disnaker ESDM Bali Ida Bagus Setiawan mengungkapkan alasan mengapa pegawai hotel kehilangan pekerjaan lantaran terkena dampak efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintah.

“Memang ada kebijakan dari Mendagri bahwa daerah sudah boleh mengadakan rapat di hotel, tapi kan kembali lagi apakah hal tersebut dianggarkan karena anggaran kan tidak bisa seketika ada,” kata Ida Bagus Setiawan, dikutip Rabu 11 Juni 2025.

BACA JUGA:Bule Amerika Kehabisan Bensin saat Main Jetski, Terombang-ambing Semalaman di Laut Bali

Ida Bagus Setiawan memprediksi para korban PHK lainnya yang belum tercatat. Padahal, menurut Ida, okupansi pariwisata di Bali sedang mengalami kenaikan.

“Di Bali ketika ada PHK satu saja itu masalah karena pariwisata sedang menggeliat naik okupansi juga cukup tinggi, kalau sampai ada PHK menjadi sebuah anomali, tetapi yang tercatat memang baru di 100 sekian,” ujarnya.

Tak hanya efisiensi dalam negeri, dia melihat kondisi ekonomi global juga berpengaruh ke tenaga kerja pariwisata. Atas kejadian ini yang harus dipikirkan adalah kebutuhan akan pekerjaan untuk bisa bertahan hidup.

BACA JUGA:Bocah SD di Kubu Diduga Curi Barang-barang di Ruang Guru, Polisi Beri Pembinaan

Oleh karena itu, menurut Ida Bagus Setiawan, masalah ini tidak bisa diselesaikan satu pintu melainkan mulai melihat potensi-potensi lain pendukung pariwisata.

“Kalau di Bali kan memang program-program seperti padat karya minim karena kita sektor pariwisata, tetapi pemerintah mencoba dari berbagai aspek seperti sektor pertanian kemudian di sektor energi itu kita coba seberapa optimal,” kata dia.

“Namun masyarakat kita lebih memilih di perhotelan. Padahal dukungan lainnya masih banyak yang bisa membuka peluang kerja,” pungkasnya.

Sumber: