Gubernur Koster Heran saat Dengar Ada 100 Orang Kena PHK, Padahal Pajak Hotel Naik Hingga 90 Persen

Gubernur Koster Heran saat Dengar Ada 100 Orang Kena PHK, Padahal Pajak Hotel Naik Hingga 90 Persen

Gubernur Bali, Wayan Koster, mengambil langkah tegas dalam upaya menjaga integritas dan moralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali. --Istimewa

DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Gubernur I Wayan Koster mengaku merasa heran saat mendengar kabar ada 100 orang yang terkena PHK dari sektor perhotelan di Bali.

Padahal, menurut Gubernur Koster, tingkat okupansi hotel berdasarkan data dari BPS meningkat hingga 90 persen.

Oleh karena itu, I Wayan Koster mengaku tidak percaya dengan adanya kabar 100 orang terkena PHK. Menurutnya, kabar tersebut hanya gosip belaka yang sengaja dibuat oleh orang yang merasa sakit hati.

BACA JUGA:Jadwal Pemeliharaan Jaringan Listrik di Bali Hari Ini 12 Juni 2025, Jangan sampai Salah!

"Apakah ada PHK? ini menurut saya aneh. Nggak mungkinlah untuk hotel. Tingkat hunian hotelnya sekarang itu (terburuk) 57 persen ini sensusnya BPS," ujar Koster kepada awak media, dikutip Kamis 12 Juni 2025. 

"Kalau hotel seperti di (kawasan) Nusa Dua, Sanur, Ubud, apalagi itu, 70 persen bahkan 80 dan 90 persen. Ini pasti gosip-gosip orang yang ada sakit hati atau apa gitu. Nggak yakin saya itu," lanjutnya.

Lebih lanjut, Gubernur Koster menjabarkan bahwa berdasarkan data dari pajak hotel dan restoran mengalami kenaikan.

Sehingga, hal tersebut sangat tidak mungkin apabila terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) pada karyawan disektor hotel dan restoran.

BACA JUGA:Jadwal dan Lokasi Layanan SIM Keliling di Bali Hari Ini 12 Juni 2025, Jangan Lupa Perpanjang!

"Tapi buat saya data-nya simpel, pajak hotel dan restoran yang terealisasi tahun 2025 ini Januari sampai Mei ini naik dari 2024. Kalau pajak hotel restoran naik masak dia di PHK, kan nggak benar ini," tutur Koster. 

"Saya kira gosip saja ini, saya pastikan nggak. PHK itu untuk di Bali saya kira nggak. Mungkin diluar pariwisata ada," katanya lagi.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Kerja Energi dan Sumber Daya Mineral Bali, Ida Bagus Setiawan mengungkapkan ada 100 orang pegawan pada sektor perhotelan kehilangan pekerjaan.

Hal ini dipicu dari faktor efisiensi anggaran pemerintah. Meski begitu, 100 orang korban yang melaporkan diri saja, diperkirakan masih ada yang belum tercatat.

“Di Bali ketika ada PHK satu saja itu masalah karena pariwisata sedang menggeliat naik okupansi juga cukup tinggi, kalau sampai ada PHK menjadi sebuah anomali, tetapi yang tercatat memang baru di 100 sekian,” ujarnya.

Sumber: