Selain itu, fase kedua THK Tower juga diluncurkan. Dirancang Arthur Mamou-Mani bersama seniman Bali Chiko Wirahadi, menara ini dibuat sepenuhnya dari material daur ulang.
BACA JUGA:Daftar Film di Bulan September hingga Oktober 2025 yang Wajib Masuk List Kamu!
Pengunjung diajak memproyeksikan harapan dan emosi mereka ke dalam struktur, menciptakan perpustakaan suara permanen.
Art & Bali juga memperkenalkan Art Collector’s Pass, inovasi dari Nuanu Real Estate yang memberikan kredit seni senilai USD 2.000, pendampingan kuratorial, dan akses VIP ke acara budaya bagi pemilik rumah.
Seni pertunjukan turut meramaikan agenda, mulai dari respons Kitapoleng terhadap Trokomod, pertunjukan baru Mei Tamazawa di Labyrinth Dome, hingga penampilan Bumi Bajra di malam pembukaan.
Rangkaian lain meliputi lelang amal Golden Leaf oleh Dadi Setiyadi, After Dark Series oleh Graung, Kadapat, dan Bali Motion Club, hingga pertunjukan partisipatif Temu Gerak dan Tanaman Liar.
Dengan desain pameran berkelanjutan dan dukungan untuk Nuanu Social Fund, Art & Bali menegaskan komitmen pada nilai keberlanjutan.
Pameran ini tidak hanya menghadirkan karya seni, tetapi juga menjadi ruang pertemuan global yang memperkuat posisi Bali sebagai pusat budaya di Asia Tenggara.