Danantara Mulai Gerakan Waste-to-Energy untuk Ubah Sampah Jadi Listrik Mulai Oktober

Rabu 01-10-2025,12:21 WIB
Reporter : Nindya Previaputri
Editor : Nindya Previaputri

DENPASAR, DISWAYBALI - Di tengah krisis permasalahan sampah di wilayah kota-kota besar, Danantara menegaskan dirinya hadir untuk mengolah sampah menjadi listrik melalui PSEL (Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik).

Rencana Danantara ingin meluncurkan proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik atau waste-to-energy yang direncanakan akan dimulai pada akhir Oktober nanti.

Informasi ini disampaikan melalui rapat koordinasi nasional pengelola sampah dan media bisnis.

BACA JUGA:PLN Bali Umumkan Jadwal Pemadaman Listrik pada 1 Oktober 2025, Berikut Daerah yang Mengalami Pemadaman Listrik

Proyek ini akan dilaksanakan di 33 kota prioritas di Indonesia yang memiliki jumlah sampah yang terus meningkat. Menurut Chief Executive Officer Danantara, Rosan Roeslani mengatakan untuk tahap awal akan dilakukan di 7 kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Jogjakarta, Bali, Bekasi, dan Tangerang.

Danantara merencanakan untuk membangun 33 stasiun PSEL untuk di seluruh wilayah Indonesia yang berkapasitas hingga 1.000 ton sampah dengan nilai investasinya 2-3 triliun rupiah dan untuk penggunaan listrik sekitar 15 megawatt.

Danantara diketahui akan membuka lelang publik agar sektor swasta bisa bergabung ke dalam proyek Danantara ini.

PLN juga dikabarkan akan membeli listrik yang nantinya akan dihasilkan oleh PSEL, sementara tipping fee (Biaya pengelolaan sampah yang sebelumnya dibebankan ke pemerintah daerah) akan disubsidi negara melalui struktur baru.

Beberapa produsen listrik sudah menyatakan ketertarikannya untuk ikut serta dalam pengembangan proyek ini, karena melihat pengembangan ini akan menjadi potensi besar mengingat masalah sampah di Indonesia belum pernah terselesaikan sampai ke akarnya.

BACA JUGA:Cek Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Rabu 1 Oktober 2025, Sebagian Wilayah Turun Hujan!

Namun mereka juga mengingatkan untuk merencanakan kesiapan regulasi, jaminan harga listrik, hingga risiko operasional sampai matang.

Para produsen listrik swasta menilai skema kerja sama bisa mempercepat terealisasikannya proyek Danantara ini sekaligus bisa memastikan bahwa ketersediaan energi alternatif di masa depan bisa terpenuhi.

Inisiatif waste-to-energy ini juga menandai perubahan stigma tentang sampah yang awalnya menganggap sampah menjadi beban, kini dapat berubah ke sampah menjadi sumber daya. Langkah ini sebagai komitmen pemerintah terhadap pengurangan emisi karbon serta peningkatan bauran energi terbarukan.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, proyek ini bisa menjadi bukti nyata bahwa krisis sampah dan energi dapat dijawab dengan solusi yang sama.

Meski begitu keberhasilan proyek ini tidak bisa lepas dari tantangan, seperti kepastian pasokan sampah yang berkelanjutan dan kesiapan infrastruktur pengolahan yang harus sesuai dengan standar. 

Kategori :