"Setiap tahun kami mengusulkan baik permainan tradisional, ritus, maupun karya budaya lainnya. Tahun ini, satu Cagar Budaya yaitu Gereja Pantekosta juga sudah hampir rampung menunggu SK Bupati," ujarnya.
Wisandika menegaskan bahwa pelestarian kebudayaan tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah.
Peran masyarakat dan generasi muda sangat penting agar tradisi tetap hidup di tengah perubahan zaman.
"Kebudayaan harus digali, dikembangkan, disebarluaskan, dan dilestarikan. Ini bukan hanya untuk kita, tetapi untuk generasi penerus. Kita tidak ingin tradisi seperti permainan tradisional atau tari-tarian sakral ini hilang," tegasnya.
Sebagai langkah nyata, Dinas Kebudayaan Buleleng aktif mengadakan berbagai kegiatan pelestarian seperti workshop dan sosialisasi permainan tradisional.
BACA JUGA:Smartfren Perluas Jaringan 4G LTE ke Gianyar, Klungkung, dan Karangasem
Kegiatan tersebut melibatkan akademisi dan sekolah-sekolah di seluruh wilayah Buleleng sebagai bentuk sinergi untuk menjaga keberlanjutan budaya lokal yang menjadi identitas daerah.