Mengenal Pecalang, Sistem Keamanan Adat Bali yang Ingin Diterapkan Rano Karno di Jakarta

Selasa 04-11-2025,20:58 WIB
Reporter : Nindya Previaputri
Editor : Nindya Previaputri

DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Pecalang yang selama ini dikenal sebagai penjaga keamanan adat di Bali dan kini hal itu berhasil menarik perhatian Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno agar bisa diadaptasi di lingkungan Jakarta.

Gagasan agar Jakarta memiliki sistem seperti Pecalang ini muncul dari keinginan untuk membangun rasa aman yang berbasis pada kedekatan sosial bukan hanya aparat formal karena keberadaan Pecalang ini seakan sebagai wujud nyata dari gotong royong dan kearifan lokal dalam menjaga kemanan.

Di Bali Pelacang dikenal karena kemampuannya dalam mengatur lalu lintas, menjaga upacara keamanan, hingga memastikan ketertiban lingkungan dengan cara-cara yang mengedepankan nilai-nilai adat dan kebersamaan. Maka dari itu mari mengenal lebih dalam apa itu Pecalang!

BACA JUGA:Ketegangan Maksimal di Episode Final Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas! Empat Finalis Perebutkan Gelar Jagoan UMKM

Pelacang merupakan petugas keamanan adat khas Bali yang belakangan ini berhasil menarik perhatian dari Rano Karno selaku Wakil Gubernur Jakarta yang secara gamblang mengungkapkan keinginannya untuk menghadirkan sistem yang serupa untuk di DKI Jakarta.

Gagasan ini muncul dari keinginannya untuk membangun keamanan berbasis komunitas di Jakarta yang dinilai bisa memperkuat rasa saling peduli di tengah kehidupan kota yang serba individualitas.

Hal pertama yang penting untuk diketahui adalah memahami apa makna dari Pecalang itu sendiri. Di Bali, Pecalang adalah petugas keamanan yang ditunjuk oleh desa adat untuk menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan, baik dalam kegiatan adat ataupun kegiatan sosial sehari-hari.

Para petugas Pecalang bekerja secara sukarela dan tidak bersenjata, para petugas mengandalkan komunikasi, kebijaksanaan, dan kedekatan dengan masyarakat jika memang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.

Lalu masyarakat sendiri menganggap bahwa Pecalang sudah menjadi bagian penting dari struktur sosial di Bali yang memadukan nilai spiritual, adat, dan juga rasa tanggung jawab bersama.

BACA JUGA:Rahasia Umur Panjang! Ini 5 Buah Pilihan Pakar Gizi Jepang Michiko Tomioka

Kedua, fungsi Pecalang sebenarnya sudah jauh melampui dari sekedar pengamanan upacara karena Pecalang juga bertugas untuk mengatur lalu lintas saat perayaan besar, seperti Nyepi untuk memastikan kelancaran kegiatan keagamaan hingga menjaga kedamaian antar warga.

Dalam praktiknya, Pecalang bekerja sama dengan pihak kepolisian dan pemerintah desa untuk menciptakan sinergi antara adat dengan hukum negara. Dapat dikatakan sejauh ini, sistem Pecalang sangat efektif untuk menjaga ketertiban masyarakat Bali tanpa banyak bergesekan dengan masyarakat.

Ketiga, penampilan dan filosofi Pecalang juga mencerminkan nilai yang dalam. Para petugas Pecalang biasanya mengenakan pakaian adat khas Bali, berupa kamen atau sarung, udeng di kepala, serta baju bermotif kotak hitam putih yang melambangkan keseimbangan antara baik dan buruk.

Rano Karno menilai sistem seperti ini dapat diterapkan di Jakarta dengan beberapa penyesuaian. Rano Karno menganggap Jakarta sudah membutuhkan sistem keamanan yang tidak hanya mengandalkan aparat formal, tetapi juga melibatkan warga yang aktif.

Meskipun begitu banyak yang beranggapan bahwa penerapan konsep Pecalang di Jakarta akan menghadapi banyak tantangan mengingat secara struktur kalau Jakarta tidak memiliki struktur adat yang sama seperti Bali.

Kategori :