DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Tingginya jumlah kasus kanker di berbagai negara membuat topik tentang faktor penyebab kanker menjadi sangat relevan untuk dibahas, terutama untuk masyarakat yang ingin mulai memperbaiki kebiasaan hidupnya.
Banyak orang yang belum mengetahui bahwa faktor penyebab kanker tidak hanya berasal dari genetika, tetapi juga dipengaruhi oleh pola makan, aktivitas fisik, dan paparan lingkungan yang terkadang tidak disadari.
Dengan demikian, saat ini semakin banyak penelitian yang menyoroti faktor penyebab kanker yang membuat masyarakat semakin membutuhkan informasi yang akurat dan mudah untuk dipahami.
BACA JUGA:Gejala Diabetes yang Sering Diremehkan, Padahal Bisa Jadi Tanda Awal yang Serius
Kanker hingga kini menjadi salah satu penyakit yang bisa menyebabkan kematian tertinggi di dunia, maka dari itu sangat penting untuk memahami faktor penyebab kanker untuk bisa melakukan pencegahan.
Para ahli kesehatan menegaskan bahwa kanker tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan dipicu oleh beberapa faktor pendukung yang berasal dari gaya hidup, lingkungan, infeksi, hingga genetika.
Seiring semakin berkembangnya riset medis, masyarakat didorong untuk bisa mengenali faktor-faktor tersebut agar dapat mengambil langkah pencegahan yang efektif.
Salah satu faktor paling dominan adalah gaya hidup, terutama kebiasaan merokok yang berkontribusi besar terhadap kanker paru-paru serta beberapa jenis kanker lainnya.
Paparan zat karsinogen dari rokok, baik perokok aktif maupun pasif bisa menyebabkan kerusakan sel yang berulang hingga akhirnya bisa memicu pertumbuhan sel yang tidak normal.
BACA JUGA:Apakah Penyakit Autoimun Bisa disembuhkan? Begini Penjelasan dan Fakta Lengkapnya!
Selain merokok faktor lainnya adalah konsumsi alkohol yang berlebihan bisa menjadi faktor lain dari penyebab terjadinya kanker, khusunya untuk kanker hati, payudara, mulut, dan tenggorokan. Penyebab yang satu ini sering kali diabaikan meskipun dampak nyatanya sudah terbukti secara medis.
Pola makan dan aktivitas fisik turut memainkan peran yang cukup penting dalam meningkatkan kasus kanker. Diet tinggi daging olahan, rendah serat, dan tingginya konsumsi gula dapat memicu berbagai metabolisme yang bisa meningkatkan risiko kanker usus besar dan kanker jenis lainnya.
Di sisi lain obesitas juga menjadi kondisi yang sangat berpengaruh karena peradangan kronis dalam tubuh dapat mempercepat pertumbuhan sel abnormal. Gaya hidup modern yang pasif membuat risiko ini semakin meluas di berbagai kelompok umur.
Faktor lingkungan juga tidak dapat diabaikan, terutama paparan polusi udara, radiasi, dan bahan kimia industri yang telah lama diidentifikasi sebagai pemicu kanker. Seperti pada kasus kanker paru atau kanker kulit, biasanya berkaitan erat dengan lingkungan tempat tinggal maupun pekerjaan yang memiliki paparan yang berbahaya. Selain itu infeksi seperti HPV, Hepatitis B dan Hepatitis C, serta bakteri Helicobacter pylori terbukti bisa meningkatkan risiko kanker serviks, hati, dan lambung.
Sementara faktor genetik juga berperan meskipun sebenarnya tidak sebesar seperti yang dibayangkan oleh masyarakat. Memiliki anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit kanker, bukan berarti anggota keluarga yang lainnya juga akan mengalami hal yang sama, tetapi tetap ada kemungkinan itu terjadi.