DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Kisah perjuangan aktivis HAM, Munir Said Thalib kembali menjadi sorotan setelah rumah produksi Pal8 Pictures mengumumkan rencana pembuatan film panjang yang mengangkat kisah perjuangan Munir pada semasa hidupnya.
Film ini diadaptasi dari sebuah buku yang ditulis oleh Suciwati, istri Munir yang selama ini konsisten dalam memperjuangkan keadilan meskipun Munir sudah meninggal dunia. Rencana produksi untuk film Munir dimulai pada akhir 2025.
Diharapkan nantinya film Munir ini tidak hanya menghidupkan kembali ingatan publik mengenai kasus Munir, tetapi juga membuka ruang bagi generasi muda dalam memahami sejarah Indonesia yang selama ini sangat jarang mendapatkan ruang di lini pendidikan sekolah mengenai pelanggaran HAM yang saat itu masih sering terjadi di Indonesia.
BACA JUGA:Novel Berlatar Sejarah Laut Bercerita Kini Siap Dikembangkan Menjadi Film Layar Lebar
Rencana produksi film tentang aktivis HAM Munir Said Thalib resmi diumumkan dan langsung menarik perhatian publik. Setelah bertahun-tahun kisah perjuangannya hadir melalui karya dokumenter, kini perjalanan Munir akan diadaptasi dalam format film panjang yang bertajuk, Mencintai Munir.
Pengumuman produksi film Mencintai Munir menjadi sorotan karena Munir merupakan salah satu tokoh HAM yang namanya terpandang di Indonesia. Selama hidupnya, Munir dikenal lantang dalam memperjuangkan kasus pelanggaran HAM berat yang kerap terjadi pada masa Orde Baru.
Peristiwa meninggalnya Munir pada tahun 2004 akibat racun yang berlokasi di Pesawat Garuda Indonesia masih menjadi misteri hingga saat ini bahkan keadilan juga tidak ditegakkan seperti semestinya. Tidak heran banyak publik yang menganggap hadirnya film ini sebagai momentum penting untuk mengenalkan kembali bagaimana kelamnya dan tidak adil sebuah hukum pada persoalan HAM.
Pal8 menyebutkan bahwa rencananya produksi film tentang Munir ini akan dimulai pada akhir tahun 2025 dan melibatkan aktor dan aktris senior, tetapi belum ada nama yang disebutkan.
Fokus cerita nantinya tidak hanya berfokus pada perjalan Munir, tetapi bagaimana keadaan keluarga sekaligus bagaimana Munir dan istrinya tetap menghadirkan cinta di antara permasalahan di Indonesia pada saat itu.
BACA JUGA:Rekomendasi 3 Novel Berlatar 1998, Cocok untuk Pecinta Laut Bercerita
Diketahui kisah Munir beberapa kali dibuatkan menjadi sebuah dokumenter, seperti Bunga Dibakar dan Kiri Hijau Kanan Merah. Namun dengan hadirnya film Munir diharapkan bisa menjangkau audiens yang lebih luas, terutama pada generasi muda yang tidak mengalami langsung tragedi 2004.
Konteks sosial dan sejarah sekitar Munir masih relevan hingga saat ini membuat film Mencintai Munir dianggap memiliki peran penting mengenai kasus kematian Munir yang sampai saat ini tidak ada keadilan yang seharusnya didapatkan.
Film Mencintai Munir masuk ke dalam jajaran film yang paling ditunggu, selain karena nilai historisnya, tetapi film ini juga membawa unsur sosial, kemanusiaan, dan moral yang sangat kuat dan berpotensi menjadi salah satu karya penting dalam sinema Indonesia yang menggarap isu kemanusiaan.