DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Terapi stem cell atau sel punca kini semakin banyak dilirik sebagai alternatif pengobatan untuk penyakit degeneratif seperti osteoartritis, stroke, diabetes, hingga anti-aging.
Namun di balik manfaatnya yang menjanjikan, masyarakat kerap bertanya-tanya soal satu hal: berapa sebenarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalani terapi stem cell?
Menurut keterangan Presiden Direktur PT Bifarma Adiluhung (Kalbe Regenic, anak usaha PT Kalbe Farma Tbk), dr. Sandy Qlintang, M. Biomedic, biaya untuk satu sel dibanderol hanya 2 Rupiah saja.
Sementara, untuk dilakukan terapi Stem Cell dibutuhkan minimal 100 juta sel. Itu artinya pasien harus mengeluarkan biaya sekitar Rp200 juta.
BACA JUGA:Bagaimana Prosedur Pasien Jika Ingin Menjalani Terapi Stem Cell? Begini Penjalasan Dokter
"Sebenarnya stem cell itu murah sekali, satu sel harganya 2 rupiah.
Murah kan? Jadi pemakaiannya minimum bisa 100 juta sel. Jadi harga sel itu murah ya, gak cuma 2 rupiah, tapi penggunaanya mesti 100 juta sel," ujarnya secara ekslusif kepada Disway, Minggu 25 Mei 2025.
"Jadi rata-rata berapa? Jadi 200 juta sampai, kalau 150 juta sel, 300 juta. Kalau 200 juta sel, 400 juta," tambahnya.
BACA JUGA:Benarkah Terapi Stem Cell Bisa Sembuhkan Penyakit HIV? Begini Penjelasan Dokter
Kenapa Terapi Stem Cell ini Harganya Fantastis?
dr. Sandy Qlintang, M. Biomedic menjelaskan bahwa alasan utamanya karena bahan baku pembuatnya rata-rata didapatkan secara impor dari negara Amerika Serikat dan Eropa.
Belum ditambah lagi dari beban biaya produksinya. Faktor tersebut yang membuat biaya terapi Stem Cell ini sangat fantastis.
"Cost daripada stem cellnya salah satu dari sisi pabrik, listrik, SDM, manusianya yang menjaga itu semua, itu ada bahan yang disebut fixed cost," ujarnya.
"Tapi ada variable cost yang cukup berat, yaitu adalah bahan baku untuk membuat stem cell. Nah bahan baku untuk membuat stem cell, salah satu banyak dari import luar negeri, dari Amerika, dari Eropa, nah ini tergantung dari dolar. Nah ini yang menjadi mahal, apalagi kemarin ada isu trade war kan, perang dagang," pungkasnya.