Tak hanya itu, salah satu atlet Olimpiade Paris 2024 lalu ada yang berasal dari Bali.
Hal ini pun menambah semangat serta memotivasi masyarakat dan Pemprov Bali untuk turut serta mendukung serta menyukseskan gelaran IFSC Climbing World Cup 2025 di Bali.
Sementara itu, ketua Organizing Comitee IFSC Climbing World Cup Irjen Pol Herry Heryawan mengungkapkan bahwa terpilihnya Peninsula Island, Bali sebagai lokasi penyelenggaraan sudah melewati berbagai pertimbangan yang ada.
Salah satunya, dikarenakan Bali kerap dikenal sebagai destinasi wisata kelas dunia yang mempunyai keindahan panorama alam luar biasa.
Tak sampai itu, infrastruktur pendukung di Nusa Dua Bali juga mempunyai fasilitas bertaraf internasional guna mendukung penyelenggaraan event-event kelas dunia.
"Peninsula Island menawarkan pemandangan laut yang spektakuler menciptakan latar belakang ikonik yang memperkuat daya Tarik event internasional. Hal ini juga sejalan dengan upaya kami Bersama pemerintah mempromosikan sport tourism dan meningkatkan kunjungan wisatawan," katanya.
Irjen Herry melanjutkan jika nantinya ada 30-an negara yang mengambil bagian, masing-masing negara termasuk Indonesia akan menerjunkan 10 pemanjat tebing.
Adapun, Indonesia sendiri menurunkan atlet terbaik mereka, yakni Desak Made Rita Kusuma Dewi, Rajiah Salsabillah serta peraih emas Olimpiade Paris 2024, yakni Veddriq Leonardo.
Irjen Herry berharap jika pemanjat tebing Indonesia, salah satunya Desak Rita yang merupakan wakil tuan rumah dapat berprestasi di kejuaraan kali.
Sebagai informasi, Indonesia melalui FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) sudah tiga kali menjadi tuan rumah IFSC Climbing World Cup.
Ketiganya pun digelar di Jakarta, tepatnya Kawasan SCBD Jakarta serta Kompleks Gelora Bung Karno Senayan.
Dalam kesempatan itu pula, komunitas panjat tebing dunia sempat menganugerahi paial dunia panjat tebing di Kawasan SCBD Jakarta sebagai piala dunia panjat tebing terbaik yang digelar di tengah kota.