BIH Padukan Seni dan Healing Environment
(dari kanan) Direktur Bali International Hospital (BIH), dr Sheira, didampingi Seniman, Sherry Winata, saat memaparkan salah satu karyanya kepada beberapa peserta workshop, di Bali International Hospital, Selasa, 16 Desember 2025.-Rivansky Pangau-
Namun, secara subjektif, respons positif telah dirasakan oleh pasien, karyawan, hingga tamu yang berkunjung.
"Kami melihatnya sejauh ini, dari beberapa kali experience kami sudah menghadirkan. Mereka melihat bahwa di sini rumah sakit yang tidak terasa seperti rumah sakit," ungkapnya.
Ia menambahkan, suasana tersebut turut membantu menurunkan tingkat kekhawatiran dan kecemasan pasien terhadap kondisi kesehatan yang mereka alami.
BACA JUGA:Lestarikan Budaya, KNPI Bangli dan Pemkab Dorong Regenerasi Seniman Muda Lewat Lomba Baleganjur
"Sehingga pada teman-teman yang ada di sini, mereka bisa menurunkan rasa kekhawatiran terhadap penyakit dan lain-lain dengan menikmati apa yang ada di lingkungan Bali International Hospital," katanya.
Area pameran seni di BIH sendiri ditempatkan di lokasi dengan lalu lintas tinggi, khususnya di lantai dua yang merupakan area layanan rawat jalan, serta auditorium yang kerap menjadi lokasi berbagai kegiatan.
"Jadi di lingkungan lantai 2 ini termasuk yang memang cukup sering. Jadi ini area untuk rawat jalan, sehingga di sini flow lewatnya itu paling banyak. Dan auditorium ini termasuk yang memang sering ada event juga, jadi itu yang kami manfaatkan," jelasnya.
Terkait penempatan karya seni di ruang-ruang tertentu, termasuk ruang pasien, BIH tetap mengedepankan protokol ketat dengan melibatkan Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
"Jadi secara prinsip untuk penempatan, kami melibatkan namanya Komite PPI Pengendalian Pencegahan Infeksi, karena kami ada protokol yang harus kami pastikan untuk meminimalisir barang dari luar itu menjadi penyebab infeksi untuk pasien kami yang ada di dalam," ujarnya.
Sejak BIH mulai beroperasi pada 14 April lalu, pameran seni yang tengah berlangsung merupakan pameran kedua dan diupayakan dapat terus berlanjut.
BACA JUGA:Dari Seniman Coffee hingga WYAH Art, 7 Spot Ngopi Instagramable di Ubud
"Kami operasional di 14 April, jadi mungkin ini adalah yang kedua. Jadi kami memang baru operasional,” kata dr. Sheira.
“Kami usahakan ini bisa berkelanjutan," tambahnya.
Meski belum dilakukan pengukuran efektivitas secara objektif, dr. Sheira menyambut baik masukan agar dampak healing art ke depan dapat diteliti lebih lanjut.
Sumber: