Waduh! Ilmuwan China Temukan 20 Virus Baru dari Ginjal Kalelawar, Berpotensi Bisa Menular ke Manusia
Para Ilmuwan di Provinsi Yunnan, Tiongkok telah menemukan 20 virus baru yang terdapat pada ginjal kalelawar, termasuk dua virus yang terkait erat dengan virus Nipah dan Hendra yang mematikan.--Instagram
DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Para Ilmuwan di Provinsi Yunnan, Tiongkok telah menemukan 20 virus baru yang terdapat pada ginjal kalelawar, termasuk dua virus yang terkait erat dengan virus Nipah dan Hendra yang mematikan.
Dilansir dari Times of India, sebuah tim ilmuwan yang dipimpin oleh Guopeng Kuang dan Institute Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Endemik Yunnan dan Tian Yang dari Universitas Dali telah memeriksa 142 kalelawar dari 10 spesies berbeda.
Dari hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa ditemukan sekitar 20 virus baru bersama dengan jenis bakteri baru dan parasit protozoa.
BACA JUGA:Viral! Narasi Vaksin HPV Berpotensi Bisa Bikin Mandul, Begini Faktanya
Lebih dari separuh gen dari virus baru ini sangat mirip dengan gen virus Nipah dan Hendra dapat mematikan bagi manusia.
Temuan tersebut sangar mengkhawatirkan para peneluti karena tingkat kematian akibat virus Hendra dan Nipah hingga 70 persen pada manusia dan belum ada vaksin atau terapi yang ditemukan.
Lebih lanjut, ilmuwan China menjelaskan bagaimana proses penularan virus bisa terjadi diantaranya melalui kontak langsung dengan urine, kotoran kalelawar sebelum menularkannya kepada manusia.
Apakah temuan 20 virus dari ginjal kalelawar berpotensi menular ke manusia?
Hingga saat ini, belum ditemukan adanya penularan virus yang terdeteksi dan belum menimbulkan ancaman kesehatan yang diketahui.
Studi pelacakan ekologi pada kalelawar Yunnan menunjukkan bahwa mereka jarang berkontak langsung dengan kalelawar.
Temuan ini juga tidak menunjukkan adanya keadaan darurat kesehatan masyarakat. Banyak kerabat henipavirus yang telah diidentifikasi sejauh ini belum terbukti bisa menginfeksi manusia atau hewan secara langsung.
Namun, para ahli menekankan perlunya uji laboratorium lanjutan untuk mengetahui apakah henipavirus baru ini dapat berikatan dengan sel manusia atau hewan.
Sumber: