Atasi Macet di Bali, Gubernur Koster Akan Bangun 4 Underpass Senilai Rp6 Triliun

Gubernur Bali, Wayan Koster, mengambil langkah tegas dalam upaya menjaga integritas dan moralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali. --Istimewa
DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Kemacetan di Bali mendapat sorotan dari Presiden Prabowo Subianto saat melakukan peresmian Bali International Hospital (BIH) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bali I Wayan Koster mengaku akan membangun 4 underpass di Denpasar yang menghubungkan kota Denpasar dan Kabupaten Badung hingga Tabanan dan Karangasem.
"Denpasar akan ada 4 underpass, Pemprov tanggung jawab 1, Badung tanggung jawab 1, Denpasar tanggung jawab 2, selesai dia," ujarnya dikutip Senin 30 Juni 2025.
BACA JUGA:Jenazah Juliana Marins Akan Diterbangkan ke Brazil 1 Juli 2025 Dini Hari Usai Diautopsi di Bali
"Rata-rata 1 underpass Rp250 hingga Rp300 miliar. Kita akan bagi ini, jadi hitungan saya tahun 2028 underpass Denpasar selesai," tambahnya.
Lebih lanjut, Gubernur Koster mengatakan bahwa dana pembangunan infrastruktur jalan lintas antar Kabupaten antara Kota Denpasar hingga Kabupaten Tabanan berasal dari Kabupaten Badung, Gianyar, dari dana PHR 10 persen.
"Saya hitung Badung tahun 2026 target PHRnya Rp6,1 triliun. Saya sudah hitung-hitung kira-kira realisasinya lebih dari Rp6,1 triliun. Katakanlag Rp6 tirliun terburuk berarti 10 persen itu Rp600 miliar," kata Koster.
"Gianyar targetnya Rp900 miliar, 10 persen Rp90 miliar, Denpasar mirip-mirip Gianyar Rp90 miliar jadi berarti Rp600 miliar ditambah Rp180 miliar itu Rp780 miliar," sambungnya
BACA JUGA:Viral! Narasi Vaksin HPV Berpotensi Bisa Bikin Mandul, Begini Faktanya
Minta Anggota DPR dari Bali Berjuang di Jakarta
Koster juga berharap pembangunan infrastruktur di Bali dibantu oleh pemerintah pusat. Untuk itu, Koster berujar, anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Bali harus berjuang keras di Jakarta. Koster mencontohkan selama duduk sebagai anggota DPR RI dulu, banyak hal yang telah diperjuangkannya.
Di antaranya, pembangunan gedung di Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, mendorong terwujudnya program pascasarjana di ISI Bali, hingga pembangunan pura. Koster mengaku banyak melakukan reformasi birokrasi di pemerintah pusat saat itu.
"Dari sangat sentralisasi ke desentralisasi. Itu yang saya lakukan baru untuk ISI Bali, belum Udayana, kedokteran, kampusnya, rumah sakit pendidikan," katanya.
Sumber: