Prabowo Pulang dari Belanda dengan Agenda Kerja Sama Strategis dan Isu Pengembalian Artefak Indonesia

Kunjungan Prabowo ke Belanda untuk mengagendakan kerja sama dan isu pengembalian artefak Indonesia--Instagram
DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto mengakhiri kunjungannya ke Belanda dengan membawa "oleh-oleh" penting untuk Indonesia. Dari mulai penguatan hubungan diplomatik dengan Belanda hingga desakan soal pengembalian artefak milik Indonesia.
Kunjungan ke negara-negara adalah yang pertama sejak Prabowo menjabat sebagai presiden dan hal ini sebagai momentum untuk Prabowo agar bisa lebih memperkuat hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Belanda yang sebelumnya memiliki sejarah panjang.
Pertemuan Prabowo Subianto dengan Raja Williem-Alexander disambut hangat, Prabowo sampai di Belanda pada 25 September 2025 diperkirakan sampai pada pukul 09.45 waktu setempat.
BACA JUGA:Respons Menlu RI atas Pidato Netanyahu yang Soroti Prabowo di Sidang Umum PBB
Setibanya Prabowo di Amsterdam, Prabowo disambut dengan upacara jajar kehormatan, karpet merah, serta fasilitas protokoler kerajaan. Setelah itu Prabowo langsung diarahkan menuju Istana Huis Ten Bosch untuk bertemu langsung dengan Raja Williem-Alexander.
Kehadiran Prabowo ke Belanda cukup menarik perhatian media Belanda karena menganggap Indonesia sebagai mitra strategis di Kawasan Asia Tenggara.
Lalu ada substansi diplomatik yang dibawa pulang, salah satunya adalah penguatan kerja sama di bidang strategis, termasuk di bidang perdagangan, investasi, pendidikan, dan teknologi. Hal itu diharapkan dapat membuka jalan bagi peningkatan nilai perdagangan antara kedua negara yang saat ini terus tumbuh.
Hal lain yang menonjol dari pertemuan antara dua negara tersebut, yaitu pengembalian artefak milik Indonesia yang masih berada di Belanda. Prabowo menyebutkan dalam pidatonya di depan para kader dari Partai Gerindra.
"Mereka mau kembalikan harta-harta artefak yang bernilai tinggi yang dirampas dari istana raja-raja kita dan sekarang mau dikembalikan," ujar Prabowo.
BACA JUGA:Simbol Perlawanan untuk Keadilan HAM Melalui Aksi Kamisan
Diketahui artefak yang ingin dikembalikan berjumlah 472 benda bersejarah. Di antaranya 355 harta karun Lombok, 4 patung Singasari, 1 keris Klungkung, dan 132 koleksi Pita Maha berwujud karya-karya seni.
Dalam pidatonya juga Prabowo meminta kepada rakyat untuk tidak dendam kepada Belanda dan selalu mengedepankan budaya saling memaafkan, selain itu Prabowo juga memberitahu bahwa pemerintah Belanda sudah meminta maaf atas segala penjajahan yang saat itu bangsa mereka lakukan kepada Indonesia.
Secara keseluruhan pertemuan antara dua negara itu tidak hanya menghasilkan simbol persahabatan dan diplomatik, tetapi juga membawa isu penting yang menyentuh aspek sejarah dan kebangsaan nasional.
Sumber: