Risiko Diet Buah, Pola Makan Sehat yang Bisa Jadi Berbahaya

Risiko Diet Buah, Pola Makan Sehat yang Bisa Jadi Berbahaya

Diet buah atau fruitarian diet juga punya risiko kesehatan yang serius jika diet buah dijalani dalam jangka panjang atau tanpa adanya pengawasan ahli gizi--freepik

DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Di tengah tren hidup sehat banyak orang yang tertarik untuk mengikuti diet buah atau yang biasa dikenal dengan fruitarian diet, yaitu dengan pola makan yang sebagian besar atau sepenuhnya mengonsumsi buah.

Alasan yang biasanya diberikan saat melakukan diet buah atau fruitarian diet karena buah kaya akan vitamin, mineral, antioksidan, dan serat atau anggapan jika makan buah saja maka tubuh akan jadi lebih sehat atau ringan.

Namun hal yang tidak diketahui oleh orang banyak dengan melakukan diet buah atau fruitarian diet juga bisa memiliki risiko kesehatan yang serius. Terutama jika diet buah dijalani dalam jangka panjang atau tanpa adanya pengawasan ahli gizi.

BACA JUGA:Cara Membuat NPWP Online 2025, Sistem Terbaru DJP

Diet buah atau fruitarian diet adalah pola makanan yang berfungsi untuk menyumbang porsi dominan atau seluruh asupan kalori harian. Terkadang masih ada yang memperbolehkan sayuran, biji-bijian, kacang, atau umni-umbian, tapi ada juga yang benar-benar buah murni.

Beberapa orang yang melakukan diet buah ini beranggapan sebagai detoks yang berguna untuk mengurangi limbah metabolik. Namun sebenarnya secara ilmiah, tubuh manusia membutuhkan berbagai makronutrien dan mikronutrien yang tidak tersedia ada di dalam buah.

Sebenarnya banyak risiko yang ada hanya dengan mengonsumsi buah sebagai menu diet karena ada beberapa kejadi dengan mengonsumsi buah saja untuk diet bisa menyebabkan malnutrisi yang ekstrem.

Risiko dan bahaya diet buah

  • Malnutrisi karena diet buah ekstrem dapat menyebabkan kekurangan protein, lemak sehat, vitamin B12, kalsium, zat besi, zinc, dan asam lemak omega-3.
  • Kelelahan dan penurunan massa otot untuk kebutuhan asam amino yang mengakibatkan lemas hingga sulit untuk menjalankan aktivitas fisik.
  • Gangguan sistem kekebalan tubuh, kekurangan nutrisi dapat melemahkan sistem imun, membuat tubuh rentan sakit dan sulit pulih.
  • Kadar gula darah tidak stabil karena meskipun gula buah alami, jika dikonsumsi buah dalam jumlah sangat besar hingga memicu lonjakan gula darah terutama bagi yang sudah memiliki faktor risiko.
  • Masalah pencernaan juga akan terganggu karena tingginya serat dan asam dalam buah bisa memicu kembung, diare, iritasi lambung.
  • Erosi gigi atau gigi berlubang yang diakibatkan dari asam buah dan gula alami yang dapat merusak enamel gigi jika sering terpapar.
  • Kesulitan menjaga energi harian karena biasanya buah mengandung sedikit lemak kecuali buah tertentu seperti alpukat, selain itu tubuh akan kekurangan cadangan energi.
  • Risiko lebih fatal seperti yang terjadi belakangan ini kepada wanita Polandia yang meninggal di Bali karena diet buah ekstrem yang sudah menunjukkan bahwa malnutrisi bisa berakibat fatal jika tidak diatasi.

Berikut caranya jika ingin mencoba diet buah dengan lebih aman

  • Jangan diet buah secara ekstrem, biarkan ada ruang untuk sayuran dan sumber protein lainnya.
  • Pantau asupan protein dan lemak, tambahkan kacang-kacangan, biji-bijian, tempe tahu, atau sumber protein hewani lainnya.
  • Kombinasikan jenis buah, buah yang dijadikan menu diet harus bervariasi karena di berbagai varian buah memiliki vitamin dan mineral yang berbeda.
  • Batasi buah yang mengandung gula yang tinggi.
  • Pantau kesehatan secara berkala.
  • Gunakan waktu tertentu untuk diet buah, seperti dalam seminggu bisa dilakukan 1 atau 2 kali seminggu sebagai detoks ringan, jangan dilakukan terus-menerus.
  • Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter.

Sumber: