FDA Setujui Suntikan Lenacapavir 2 Kali Setahun untuk Cegah Infeksi HIV, Diklaim 90 Persen Efektif

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) baru saja menyetujui lenacapavir, suntikan HIV yang hanya perlu diberikan dua kali setahun, sebagai metode pencegahan infeksi HIV pada orang dewasa dan remaja.--Istimewa
DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) baru saja menyetujui lenacapavir, suntikan HIV yang hanya perlu diberikan dua kali setahun, sebagai metode pencegahan infeksi HIV pada orang dewasa dan remaja.
Obat yang dipasarkan dengan nama Yeztugo ini dikembangkan oleh Gilead Sciences dan telah menunjukkan efektivitas luar biasa dalam uji klinis.
BACA JUGA:Benarkah Terapi Stem Cell Bisa Sembuhkan Penyakit HIV? Begini Penjelasan Dokter
Apa Itu Lenacapavir?
Lenacapavir adalah inhibitor kapsid HIV yang bekerja dengan menghambat kemampuan virus untuk berkembang biak. Berbeda dengan PrEP oral yang harus diminum setiap hari, lenacapavir hanya memerlukan dua suntikan subkutan setiap tahunnya, menjadikannya pilihan yang lebih praktis dan dapat meningkatkan kepatuhan pengobatan.
Hasil Uji Klinis yang Menjanjikan
Dalam uji klinis PURPOSE-2 yang melibatkan lebih dari 2.100 peserta dari berbagai latar belakang, lenacapavir menunjukkan tingkat efektivitas 96% pada pria cisgender dan individu gender-diverse.
Hanya dua peserta yang terinfeksi HIV setelah menerima suntikan, dibandingkan dengan sembilan kasus infeksi pada kelompok yang mengonsumsi PrEP oral harian. Secara keseluruhan, 99,9% peserta yang menerima lenacapavir tetap negatif HIV.
BACA JUGA:Waspada! Kasus DBD di Indonesia Melonjak Tajam, Kemenkes: Kasus Kematian Mayoritas Anak Usia 5 Tahun
Sebelumnya, dalam uji coba PURPOSE-1 di Afrika sub-Sahara, lenacapavir juga menunjukkan efektivitas 100% pada wanita cisgender yang menerima suntikan. Hasil ini menjadikannya salah satu opsi pencegahan HIV paling efektif yang pernah ada.
Dampak Global dan Tantangan Akses
Meskipun penemuan ini sangat menggembirakan, tantangan utama terletak pada aksesibilitas dan biaya. Di Amerika Serikat, harga eceran tahunan untuk Yeztugo diperkirakan lebih dari 28.000 dollar atau sekitar Rp460 juta.
Meskipun Gilead berencana menyediakan bantuan keuangan dan cakupan melalui asuransi. Di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, distribusi dapat terhambat oleh keterbatasan infrastruktur dan pendanaan program HIV global seperti PEPFAR dan USAID.
Untuk meningkatkan akses, Gilead telah menandatangani perjanjian lisensi tanpa royalti dengan enam produsen generik untuk distribusi di 120 negara berpenghasilan rendah.
Namun, negara berpenghasilan menengah yang memiliki beban HIV tinggi sering kali tidak termasuk dalam perjanjian ini, menimbulkan kekhawatiran tentang ketidaksetaraan akses.
BACA JUGA:Kemenkes Umumkan Jumlah Kasus Covid-19 Naik, 178 Orang Terkonfirmasi Positif
Perspektif Masa Depan
Para ahli kesehatan global menyambut baik persetujuan lenacapavir sebagai langkah besar dalam upaya pencegahan HIV. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mengembangkan pedoman untuk penggunaan lenacapavir sebagai PrEP dan bekerja sama dengan mitra internasional untuk memastikan akses yang lebih luas.
Sumber: