Mendag Waspadai Terhadap Kenaikan Harga Pangan Strategis Jelang Nataru 2025/2026

Selasa 25-11-2025,15:15 WIB
Reporter : Nindya Previaputri
Editor : Nindya Previaputri

DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Menjelang gelombang libur Nataru 2025/2026, pemerintah melalui Menteri Perdagangan (Mendag) mengintensifkan pemantauan komoditas pangan strategis, seperti cabai, ayam ras, dan telur ayam yang biasanya rentan mengalami lonjakan harga ketika permintaan meningkat tajam.

Mendag menegaskan bahwa meskipun saat ini harga di beberapa kota relatif stabil, risiko gangguan pasokan akibat dari cuaca ekstrem, distribusi, dan spekulasi tetap menjadi perhatian yang serius oleh pemerintah, terutama saat mulai memasuki momen menjelang libur Nataru.

Oleh karena itu pemerintah melalui Kementerian Perdagangan memperkuat kerja sama dengan asosiasi petani dan peternak di berbagai daerah untuk menjaga stok yang memadai agar masyarakat bisa membeli bahan pokok penting dengan harga yang terjangkau selama libur Nataru tanpa harus khawatir terjadi kelangkaan atau lonjakan harga yang drastis.

BACA JUGA:Pemerintah Luncurkan Diskon Transportasi Nasional untuk Libur Nataru 2025/2026

Kementerian Perdagangan (Kemendag) resmi menyatakan kesiapan dalam menghadapi potensi gejolak harga pangan menjelang liburan Natal dan tahun baru dengan meningkatkan pemantauan terhadap beberapa komoditas strategis.

Harga-harga cabai, daging ayam ras, serta telur ayam ras menjadi sorotan utama mengingat bahan pangan pokok tersebut sering kali mengalami lonjakan harga pada momen Natal dan tahun baru.

Menteri Perdagangan, Budi Santoso menyebut bahwa berdasarkan pantauan langsung di kota-kota, seperti Padang, Bandung, dan Surabaya kondisi harga masih relatif stabil. Meski demikian Budi Santoso menegaskan bahwa tetap ada risiko kenaikan, terutama untuk cabai yang rawan terdampak oleh cuaca ekstrem dan fluktasi pasokan akibat dari intesitas hujan tinggi.

Maka dari itu, untuk mengantisipasi hal tersebut Kemendag telah memperkuat koordinasi dengan tiga asosiasi petani cabai guna menjaga pasokan dan menekan potensi lonjakan harga.

Budi Santoso menjelaskan bahwa koordinasi yang dilakukan bukan hanya untuk menjaga volume produksi, tetapi juga memperkuat rantai distribusi agar cabai tetap tersedia di pasar tradisional dan modern menjelang Nataru.

BACA JUGA:Menhub Tegaskan Zero Pungli Jelang Libur Nataru 2025/2026 demi Pelayanan Transportasi yang Lebih Aman

Selain pemantauan pada cabai, daging ayam ras dan telur juga menjadi komoditas lain yang difokuskan untuk masuk ke dalam pengawasan pemerintah. Menurut Budi Santoso, dengan munculnya kenaikan harga pada dua komoditas tersebut pada saat momen Nataru sangat mungkin terjadi, terutama karena tren musiman di mana permintaan menjadi meningkat ketika masyarakat menyiapkan perayaan.

Pemerintah melalui sistem pemantauan SP2KP (Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok) terus memantau pergerakan harga secara real time di tingkat produsen, distributor, dan konsumen akhir.

Meskipun faktor cuaca menjadi salah satu tantangan terbesar, Budi Santoso meyakini bahwa sinergi antara pemerintah dan asosiasi produsen bisa mencegah terjadinya lonjakan harga yang terlalu ekstrem.

Selain itu pihak Kemendag juga bekerja sama erat dengan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (PDN) untuk memastikan distribusi komoditas strategis berada pada jalur yang aman. Jika potensi lonjakan harga terjadi secara ekstrem maka intervensi melalui operasi pasar bisa menjadi opsi untuk menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat.

Kategori :