Anomali, Okupansi Hotel di Bali Turun hingga 60 Persen, Tak Sejalan dengan Kunjungan Wisatawan

Kamis 27-03-2025,16:00 WIB
Reporter : Rivansky Pangau
Editor : Tri Broto

KUTA, DISWAYBALI.ID– Tingkat okunpansi hotel di Bali mengalami penurunan hingga 60 persen, meskipun jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terbilang stabil di angka 16 hingga 17 ribu orang per hari.

Data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali mencatat bahwa okupansi hotel hanya berada di kisaran 60 hingga 63 persen.

Menurut Wakil Ketua PHRI Bali, I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya, terdapat dua faktor utama yang menyebabkan rendahnya tingkat hunian hotel di Bali.

BACA JUGA:Jaringan Telepon dan Data di Bali Akan Dimatikan Sementara, Masyarakat Bisa Gunakan Wifi

Pertama, adanya kebijakan efisiensi anggaran dari pemerintah pusat yang berdampak pada berkurangnya anggaran untuk kegiatan Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibition (MICE).

Akibatnya, banyak lembaga dan organisasi yang mengurangi jumlah pertemuan dan acara di hotel, sehingga okupansi hotel domestik ikut tertekan.

Faktor kedua adalah, PHRI Bali mensinyalir maraknya akomodasi ilegal yang tidak memiliki izin resmi.

“Banyak oknum yang membuat penginapan ilegal dan tidak membayar pajak. Hal ini tidak hanya melanggar aturan, tetapi juga menyebabkan persaingan tidak sehat dengan hotel resmi yang tergabung dalam PHRI,” ungkap Ketua PHRI Badung ini.

BACA JUGA:Bali Absen Gelar Sidang Isbat 1 Syawal 2025, Ini Alasannya

Selain merugikan hotel-hotel berizin, fenomena ini juga berimbas pada penurunan pajak daerah, omzet pengusaha hotel, serta service charge karyawan.

Sementara itu, Hotel Manager Mercure Legian, I Nengah Sudiarta, menyebut bahwa dampak efisiensi anggaran pemerintah sangat terasa bagi hotel-hotel yang bergantung pada tamu domestik.

“Hotel yang marketnya domestik, terutama yang mengandalkan event MICE dari pemerintah, memang terkena dampak besar. Apalagi sekarang sedang bulan Ramadan, jadi okupansi hotel semakin tertekan,” ujarnya.

Meski begitu, Mercure Legian yang memiliki pangsa pasar utama wisatawan Australia masih dapat mempertahankan okupansi yang cukup stabil. Saat ini, tingkat okupansi hotel tersebut berada di angka 59 persen, meskipun target awalnya adalah 66 persen.

“Kami menyesuaikan forecast (perkiraan) menjadi 61 persen, karena adanya penurunan permintaan akibat efisiensi anggaran pemerintah dan harga tiket pesawat yang tinggi,” jelas Sudiarta.

Wisawatan Domestik Pilih Liburan ke Luar Negeri

Kategori :