Benarkah Ceremonial Grade Hanya Marketing? Ini Aturan Kualitas Matcha yang Sebenarnya di Jepang
Aturan Kualitas Matcha yang Sebenarnya di Jepang-Freepik-
BACA JUGA:Mengenal Tisane, Minuman Herbal Kaya Akan khasiat
2. Second Harvest (Nibancha)
Sekitar dua bulan setelah panen pertama, daun teh siap dipetik kembali.
Pada tahap ini, daunnya sedikit lebih tua, mengakibatkan penurunan kadar L-theanine, dan sebaliknya, kadar katekin—senyawa penyebab rasa pahit—mulai meningkat.
Hasilnya, rasa matcha dari second harvest menjadi lebih seimbang antara rasa manis, umami, dan pahit.
Warnanya masih hijau alami, meskipun tidak secerah first harvest, dan teksturnya sedikit lebih kasar.
BACA JUGA:Best Indonesian Beverage Types 2025: Inilah 7 Minuman Favorit Versi TasteAtlas
Karena memiliki kualitas yang baik namun harganya lebih terjangkau, jenis ini cocok untuk dikonsumsi sehari-hari atau diolah menjadi matcha latte, smoothies, atau hidangan penutup.
3. Third Harvest (Sanbancha)
Panen ketiga, yang terjadi di musim panas menjelang akhir musim panen tahunan, menghasilkan daun teh yang cukup tua dan lebih banyak terpapar sinar matahari.
Konsekuensinya, kadar L-theanine semakin rendah sementara kandungan katekin melonjak.
Hal ini membuat matcha third harvest memiliki rasa yang paling pahit dan aroma yang lebih kuat.
BACA JUGA:Manfaat dan Cara Aman untuk Mengolah Minyak Jelantah di Rumah
Secara visual, warnanya tampak lebih kusam atau hijau kekuningan karena klorofilnya berkurang.
Teksturnya yang kasar membuatnya kurang pas untuk diminum langsung seperti dalam upacara tradisional.
Keunggulan utama third harvest adalah harganya yang paling ekonomis.
Dalam industri kuliner, matcha jenis ini menjadi pilihan tepat untuk baking atau campuran kue, di mana rasa pahitnya dapat menjadi penyeimbang yang baik tanpa harus menggunakan matcha kualitas premium.
Sumber: