Nuanu Creative City Lepasliarkan 5.000 Kupu-Kupu Asli Bali, Jadi Tonggak Penting Perjalanan Ekologis

Dari bulan Juli hingga Agustus, Nuanu melepasliarkan lebih dari 5.000 kupu-kupu, dengan puncak pelepasan 3.500 ekor, pada Minggu, 24 Agustus 2025.--Dok. Nuanu
TABANAN, BALI.DISWAY.ID – Nuanu Creative City menandai tonggak penting dalam perjalanan ekologisnya, yakni dengan pelepasliaran 5.000 kupu-kupu dari 11 spesies asli BALI pada hari Minggu, 24 Agustus 2025.
Pelepasliaran ini bukan hanya seremonial, tetapi wujud nyata komitmen tim lingkungan Nuanu untuk memulihkan dan menghidupkan kembali habitat alami.
Sejak awal, Nuanu aktif mendukung siklus hidup kupu-kupu dengan melakukan pelepasliaran secara berkala di berbagai area.
BACA JUGA:BNI dan ITB Gelar Community Run Jelang wondr ITB Ultra Marathon 2025
Hingga kini, sudah lebih dari 11.000 kupu-kupu yang dilepasliarkan, menjadikan pelepasliaran hari ini sebagai yang terbesar dalam sejarah Nuanu.
"Kupu-kupu bukan hanya hewan yang indah, tetapi juga berperan sebagai indikator alam kesehatan ekosistem," ujar Lev Kroll, CEO Nuanu Creative City.
"Menurut kami, kupu-kupu tidak seharusnya sekadar terlihat dalam buku atau terpajang di balik kaca. Harusnya mereka dapat terbang bebas, hadir di sekitar kita, dan mudah ditemukan oleh pengunjung, warga, serta karyawan yang bekerja dalam Nuanu," imbuh Lev.
Tak hanya kupu-kupu, lanjut Lev, pihaknya juga fokus menjaga kelestarian berbagai jenis serangga lainnya.
"Bersama para ahli serangga kami, Nuanu juga melakukan repopulasi kunang-kunang, capung, plankton, serta makhluk kecil lain, yang berperan penting dalam menjaga alam dan membuat Bali semakin indah," imbuhnya.
BACA JUGA:Menkop: Microsite Jadi Gerbang Utama Akses Pembiayaan Untuk Kopdes Merah Putih
Dari bulan Juli hingga Agustus, Nuanu melepasliarkan lebih dari 5.000 kupu-kupu, dengan puncak pelepasan 3.500 ekor, pada Minggu, 24 Agustus 2025.--Nuanu
Head of Environment Nuanu Creative City, Agastya Yatra menambahkan, kupu-kupu ini adalah penyerbuk alami yang esensial sekaligus indikator ekosistem yang sehat.
Meski rapuh dan hanya hidup 5–14 hari pada fase dewasa, keberadaan mereka membawa dampak ekologis besar.
Yakni menjaga ribuan tanaman berbunga, memperkuat rantai makanan, dan penanda bahwa habitat sekitar seimbang dan tangguh.
Sumber: