KTT Darurat di Doha, Negara Arab-Islam Bersatu Melawan Israel

Pertemuan darurat telah dilakukan oleh pemimpin negara-negara Arab-Islam setelah adanya penyerangan melalui udara oleh Israel--X Globe Eye News
DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Pertemuan darurat telah dilakukan oleh pemimpin negara-negara Arab-Islam setelah adanya penyerangan melalui udara oleh Israel.
Serangan yang dilakukan Israel pada Qatar terjadi pada 9 September 2025 yang saat itu sedang melakukan mediasi agar adanya gencatan senjata antara Israel dan Palestina.
Serangan itu juga yang pada akhirnya muncul banyak kecaman dari beberapa negara dan juga terjadinya ketegangan diplomatik di Timur Tengah.
BACA JUGA:Negara Arab dan Islam Bersatu, Usai Serangan Israel ke Doha, Qatar
Dilansir dari The National News, Qatar melakukan pertemuan tertutup yang dihadiri oleh Perdana Menteri dari negara-negara Arab.
Di dalam pidatonya, Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman juga menegaskan untuk menghentikan standar ganda dan harus segera menghukum Israel atas segala kejahatan yang telah dilakukan supaya menyadarkan mereka bahwa aksi genosida yang mereka lakukan dengan tujuan untuk penghapusan etnis di Palestina tidak akan berhasil.
Selain itu Perdana Menteri Qatar juga mengatakan bahwa Qatar akan tetap menjadi mediator atas apa yang terjadi dengan Palestina, meskipun serangan yang dilakukan oleh Israel dianggap sebagai pelanggaran karena peran mereka yang saat itu sedang menjadi fasilitator perdamaian.
KTT dilakukan tidak dalam seminggu setelah adanya penyerangan di Doha. Di dalam pertemuan itu juga dikatakan bahwa sanksi yang harus dijatuhkan juga termasuk sanksi ekonomi kepada Israel dan mempertanyakan kredibilitas Amerika Serikat karena yang telah diketahui Amerika Serikat menjadi pendukung terkuat untuk Israel, meskipun saat ditanya, Donald Trump selaku presiden Amerika Serikat mengaku bahwa dia juga tidak senang dengan penyerangan yang dilakukan oleh Israel ke Doha.
Selain itu juga adanya rencana untuk membentuk pasukan militer yang diusulkan oleh Mesir, tetapi sejauh ini belum ada konfirmasi mengenai hal ini.
BACA JUGA:Majelis Umum PBB Sahkan Resolusi Palestina Merdeka, 142 Negara Setuju
Namun untuk semua sanksi yang telah direncanakan sampai saat ini di tanggal 15 September 2025 belum ada bukti valid yang beredar jika sanksi telah terlaksanakan.
Namun menurut info yang beredar, dikatakan Arab Saudi dan Kuwait secara resmi telah melarang untuk seluruh pemegang paspor Israel untuk datang ke negara mereka dan jika nantinya ditemukan maka akan segera ditangkap oleh pihak yang berwajib.
Selama ini Israel selalu menggunakan alasan bahwa mereka akan menyerang semua negara di mana Hamas sedang berada dan saat itu Hamas yang memang di sana untuk melakukan pembicaraan mengenai gencatan senjata.
Meskipun begitu masih banyak masyarakat yang belum mempercayai adanya sanksi yang akan dilaksanakan oleh negara-negara Arab-Islam, mengingat beberapa dari mereka sudah ada yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Sumber: