Benarkah Ceremonial Grade Hanya Marketing? Ini Aturan Kualitas Matcha yang Sebenarnya di Jepang

Aturan Kualitas Matcha yang Sebenarnya di Jepang-Freepik-
DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Kualitas matcha ternyata tidak semata-mata ditentukan oleh label seperti ceremonial atau culinary grade yang sering kita dengar, melainkan sangat dipengaruhi oleh perbedaan waktu panen tanaman teh.
Perbedaan proses panen inilah yang menentukan warna, rasa, dan karakteristik unik dari bubuk teh hijau khas Jepang tersebut.
Meskipun istilah ceremonial grade, premium grade, atau culinary grade kerap digunakan untuk menaikkan nilai jual, faktanya tingkatan kualitas baku semacam itu tidak diakui secara resmi dalam industri teh di Jepang.
BACA JUGA:Jadi Minuman Favorit, Ini 5 Manfaat Matcha yang Harus Kamu Ketahui!
Di sana, penentu kualitas, warna, dan rasa matcha lebih bergantung pada waktu pemetikan daunnya.
Dalam praktik industri teh Jepang, matcha umumnya dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan waktu panen: first harvest, second harvest, dan third harvest.
Untuk selengkapnya, yuk simak penjelasan berikut!
Tiga Kategori Matcha Berdasarkan Waktu Panen
1. First Harvest (Ichibancha)
Panen pertama ini dilakukan di awal musim semi, sekitar April hingga Mei.
BACA JUGA:Kebiasaan Ngopi dan Minum Matcha Bisa Picu Anemia, Begini Penjelasan Dokter
Daun teh yang dipetik saat ini masih sangat muda dan kaya akan asam amino, khususnya L-theanine.
Senyawa L-theanine inilah yang menghasilkan rasa manis dan umami yang khas pada matcha.
Karena kualitasnya yang paling unggul, matcha dari first harvest ini secara tradisional digunakan untuk upacara minum teh dan sering disamakan dengan label ceremonial grade.
Warnanya cenderung hijau terang dan cerah, menunjukkan tingginya kadar klorofil karena proses penanaman di bawah naungan (shade-grown).
Rasanya lembut, manis alami, dan hampir tidak ada rasa pahit. Matcha jenis ini adalah yang terbaik untuk dinikmati tanpa tambahan gula atau susu, ideal bagi penikmat matcha sejati.
Sumber: