Waduh! Ratusan Siswa di SMP Buleleng Bali Ada yang Tidak Bisa Membaca, Berikut Faktor Penyebabnya

Waduh! Ratusan Siswa di SMP Buleleng Bali Ada yang Tidak Bisa Membaca, Berikut Faktor Penyebabnya

Ilustrasi anak-anak tengah gembira membaca buku, kontras dengan ratusan siswa SMP di Bali yang belum bisa membaca.--Freepik

DENPASAR, DISWAY.ID - Ratusan siswa di bali.disway.id/listtag/1381/smp">SMP (Sekolah Menengah Pertama) di Kabupaten Buleleng, bali ada yang tidak bisa membaca hingga membuat banyak orang terkejut.

Dari data yang dihimpun dari 34.062 siswa di Buleleng, ada sebanyak 155 siswa termasuk dalam kategori tidak bisa membaca (TBM).

Sedangkan, 208 lainnya masuk ke kategori tidak lancar membaca (TLM).

BACA JUGA:Koperasi Desa: Antara Gerakan Ekonomi Rakyat dan Alat Program Negara

Adapun, ratusan siswa ini berasal dari sekolah negeri atau swasta di Kabupaten Buleleng.

Menurut Plt Kepala Disdikpora Buleleng Putu Ariadi Pribadi, fenomena ini disebabkan oleh banyak faktor, baik dari internal atau eksternal yang dialami oleh siswa.

Nah, berikut ini dijabarkan beberapa faktor yang menyebabkan ratusan siswa SMP di Buleleng belum ada yang bisa membaca, meliputi:

Faktor Penyebab Ratusan Siswa SMP di Buleleng Belum Bisa Membaca

1. Faktor Internal

BACA JUGA:Gubernur Bali Wayan Koster Dapat Dukungan Anggota DPR RI Soal Larangan AMDK 1 Liter

Untuk faktor internal, banyak siswa di Buleleng yang belum bisa membaca dikarenakan kurangnya motivasi, pembelajaran yang tidak tuntas, disabilitas.

Kemudian, ada yang mengalami disleksia hingga kurangnya dukungan dari keluarga yang diduga bisa jadi penyebab siswa tak lancar untuk membaca.

2. Faktor Eksternal

Sementara itu, untuk faktor eksternal siswa tak lancar membaca adalah adanya efek jangka panjang dari PJJ atau Pembelajaran Jarak Jauh, kesenjangan literasi dari jenjang SD.

Selain itu, juga pemahaman keliru mengenai kurikulum, kekhawatiran tenaga pendidikan pada ancaman hukum serta stigma sosial sampai faktor keluarga yang diduga salah satu penyebab psikologis siswa jadi terganggu.

BACA JUGA:Agus Buntung Menikah Diwakilkan Keris, Begini Pelaksanaannya sesuai Adat Tradisi Hindu Bali

"Misalnya siswa memiliki trauma di masa kecil akibat kekerasan rumah tangga, perceraian, atau kehilangan anggota keluarga. Atau korban perundungan," kata Putu Ariadi.

Sumber: