Peran IASC di Balik ‘Perang’ OJK Melawan Praktik Ilegal Jasa Keuangan

Selasa 27-05-2025,08:26 WIB
Reporter : Rivansky Pangau
Editor : Rury Pramesti

KUTA, DISWAYBALI.ID- Sore itu, seorang perempuan paruh baya nampak begitu bersemangat berdiri di depan rumahnya, menunggu datangnya hadiah undian mobil Avanza, seperti yang dijanjikan oleh penelepon tak dikenal.

Beberapa jam sebelumnya, ia ditelepon oleh seseorang yang mengabarkan bahwa ia memenangkan hadiah undian satu unit mobil. Sang anak, yang baru pulang kerja, segera menyadarkan ibunya bahwa itu hanyalah penipuan.

“Ibu ditipu. Avanza-nya enggak akan datang,” ujar sang anak.

BACA JUGA:Strategi Pemasaran Tangguh di Era Digital, PGN Sabet Penghargaan BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2025

Sang ibu pun hanya terdiam, perlahan sadar bahwa ia telah kehilangan uangnya—yang diminta pelaku dengan modus undian mobil.

Cerita seperti ini bukan satu atau dua kali terjadi. Di balik layar, tim Indonesia Anti Scam Center (IASC) mencatat ratusan bahkan ribuan kasus serupa terjadi setiap bulan. Mereka berada di garda depan perang melawan kejahatan keuangan digital yang kini merajalela di Indonesia.

Didirikan atas inisiatf Otoritas Jasa Keuangan (OJK), IASC dibentuk untuk menjawab satu pertanyaan besar: bagaimana melindungi masyarakat dari penipuan keuangan yang semakin canggih?

Rudy Agus Raharjo, Kepala Departemen Pelindungan Konsumen OJK mengisahkan proses awal terbentuknya IASC.

“Pada masa awal, laporan sudah tembus seratus ribu lebih. Gimana memilah, memverifikasi, dan menindaklanjutinya dalam waktu cepat? Nah, di situlah IASC mulai bergerak,” jelasnya.

IASC adalah forum kolaboratif antara OJK, industri perbankan, dan lembaga lain. Fungsinya bukan sekadar menerima laporan, tapi menjadi simpul koordinasi penanganan kasus, dari pelacakan hingga pemblokiran rekening pelaku praktik ilegal jasa keuangan.

Ketika sebuah laporan penipuan masuk, IASC bekerja cepat. Bank sebagai pihak yang mengelola rekening, akan menelusuri pola transaksi: apakah ada aliran dana tak wajar, apakah ada transaksi menyimpang dari kebiasaan pemilik akun.

BACA JUGA:Angin Segar Pasar Gas Bumi Domestik, PGN-INPEX Masela Tandatangani HoA LNG Blok Masela

“Misalnya saya, Rudy, biasa terima gaji tanggal 25. Tapi tiba-tiba ada uang masuk tanggal 5, 10, 15, semua dalam jumlah besar. Itu di luar pola. Itu yang kami selidiki,” kata Rudy memberi contoh.

Kecepatan menjadi krusial. Dalam hitungan jam saja, dana bisa berpindah ke puluhan rekening berbeda. Pelaku pun kerap memanfaatkan celah antara waktu korban sadar dan waktu melapor. Itulah mengapa setiap menit sangat berarti.

Salah satu pertanyaan paling umum dair masyarakat adalah: apakah korban bisa dapat ganti rugi?

Kategori :