BPS: Lonjakan Harga Wortel dan Bawang Merah Warnai Inflasi Bali di November 2025

BPS: Lonjakan Harga Wortel dan Bawang Merah Warnai Inflasi Bali di November 2025

Lonjakan harga wortel warnai inflasi Bali di November 2025-Freepik-

DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Bali kembali mencatat kenaikan harga pada November 2025, dengan inflasi 0,40 persen secara month to month (mtm). 

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan, menilai angka tersebut masih dalam kategori terkendali karena tidak mencapai setengah persen.

Dalam keterangan pers di Kantor BPS Bali pada Senin, 1 Desember 2025, Agus memaparkan bahwa pola inflasi pada bulan November memang lazim terjadi. 

BACA JUGA:Polda Bali Peringati HUT KORPRI ke-54, Kapolda Tekankan Integritas ASN

"Selama empat tahun terakhir, November hampir selalu mengalami inflasi. Tahun ini pun, meski ada momentum Hari Raya Galungan dan Kuningan, kenaikannya tetap relatif rendah," ungkapnya.

Agus menjelaskan bahwa dorongan inflasi bulan November terutama berasal dari dua kelompok pengeluaran. 

Kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami kenaikan 0,75 persen dengan andil 0,24 persen, sementara kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 1,42 persen dan menyumbang 0,14 persen.

Dari sisi komoditas, bawang merah tercatat sebagai penyumbang inflasi tertinggi dengan andil 0,08 persen, diikuti daging babi (0,06 persen) dan wortel (0,03 persen).

Agus menyoroti bahwa naiknya harga wortel tahun ini cukup berbeda dari pola biasanya. 

BACA JUGA:Curah Hujan Tinggi 1–10 Desember, BPBD Minta Warga Tabanan Waspada

Ia menjelaskan bahwa inflasi wortel umumnya terjadi pada musim hujan, yakni Desember–Februari, ketika pasokan menurun.

Namun, pada tahun 2025, kenaikan harga wortel sudah mulai terlihat sejak bulan September.

Kenaikan tersebut, menurutnya, berkaitan dengan meningkatnya kebutuhan dari Satuan Penyelenggara Program Gizi (SPPG) untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

"Permintaan wortel semakin tinggi. Di sisi lain, ini sebenarnya peluang bagi petani untuk meningkatkan produksi karena ada insentif harga," jelasnya.

Sumber: