Waspada! Sering Konsumsi Obat Pereda Nyeri Secara Rutin Bisa Sebabkan Gagal Ginjal

Dokter Spesialis Urologi RSU Bunda Jakarta, Sigit Solichin memperingatkan bahwa konsumsi ibuprofen secara berlebihan dan tanpa pengawasan medis dapat menyebabkan kerusakan ginjal serius, bahkan berujung pada gagal ginjal.--Hasyim Ashari
DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Penggunaan obat pereda nyeri seperti ibuprofen memang umum digunakan untuk mengatasi demam, nyeri otot, sakit kepala, hingga nyeri haid.
Dokter Spesialis Urologi RSU Bunda Jakarta, Sigit Solichin memperingatkan bahwa konsumsi ibuprofen secara berlebihan dan tanpa pengawasan medis dapat menyebabkan kerusakan ginjal serius, bahkan berujung pada gagal ginjal.
Sigit Solichin menceritakan bahwa ada salah satu pasien berusia 28 tahun mengidap gagal ginjal lantaran sering mengonsumsi obat pereda nyeri untuk menghilangkan sakit kepala.
BACA JUGA:Viral! Narasi Vaksin HPV Berpotensi Bisa Bikin Mandul, Begini Faktanya
Oleh karena itu, kata Sigit Solichin, pasien tersebut akhirnya mengalami kerusakan pada organ ginjalnya dan harus dilakukan transplantasi.
"Ini ada satu pasien gagal ginjal usia 28 tahun, masih muda. Ternyata dia ada satu keluhan yang dia nyari kepala yang kronik," ujar dokter Sigit Solichin ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 1 Juli 2025.
"Artinya gampang banget nyari kepala dan dia mengkonsumsi obat-obat untuk menghilangkan nyari kepala yang dalam langkah panjang. Yang akhirnya membuat ginjalnya rusak. Dan ini kita berusaha operasi, donor, transplant, bagus," sambungnya.
BACA JUGA:Waduh! Ilmuwan China Temukan 20 Virus Baru dari Ginjal Kalelawar, Berpotensi Bisa Menular ke Manusia
Lebih lanjut, dokter Sigit Solichin menjelaskan mengonsumsi obat pereda nyeri tidak boleh melebihi batas waktu selama dua minggu berturut-turut.
"Sebetulnya kalau seperti obat-obat penahan sakit itu tidak boleh diminum selama 2 minggu berturut-turut. Itu kan hanya sebetulnya simptomatis saja. Yang lebih penting kenapa sih nyari kepala nggak hilang-hilang? Kalau udah minum sebuah hari nggak hilang sih bisa ditahu," tuturnya.
Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa sekitar 20 persen kasus gagal ginjal kronis berkaitan dengan penggunaan jangka panjang obat-obatan tertentu, termasuk OAINS seperti ibuprofen.
Risikonya meningkat pada individu yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, hipertensi, atau yang berusia lanjut.
Ibuprofen termasuk dalam golongan obat antiinflamasi non-steroid (OAINS) yang bekerja dengan cara menghambat enzim penyebab peradangan dan rasa sakit. Meski efektif, obat ini memiliki efek samping yang tidak boleh disepelekan, terutama jika digunakan dalam jangka panjang atau melebihi dosis yang dianjurkan.
Kesimpulan
Ibuprofen memang dapat membantu meredakan nyeri dengan cepat, tetapi penggunaannya harus tetap berhati-hati. Jika digunakan secara tidak terkendali, risiko gangguan ginjal hingga gagal ginjal bisa menjadi kenyataan. Edukasi mengenai penggunaan obat yang aman menjadi langkah penting untuk mencegah komplikasi jangka panjang.
Sumber: