Konferensi Internasional CHANDI 2025 Dibuka, Usung Tema Culture for the Future

Konferensi Internasional CHANDI 2025 Dibuka, Usung Tema Culture for the Future

Simbolis pembukaan konferensi internasional CHANDI 2025, oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno, tampak didampingi Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, Gubernur Bali Wayan Kos--Dok. Kemenbud RI

Indonesia, lanjutnya, adalah salah satu peradaban tertua di dunia. 

“Selama berabad-abad, Nusantara menjadi titik temu pertukaran peradaban dari Timur ke Barat, dari Utara ke Selatan, yang menghasilkan keragaman ekspresi budaya. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika, gotong royong, dan musyawarah menjadi fondasi bangsa kita dalam membangun harmoni, sekaligus kontribusi nyata bagi perdamaian dunia,” jelas Menbud Fadli.

"Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia untuk pertama kalinya meresmikan Kementerian Kebudayaan. Sejarah ini menegaskan komitmen nasional kami untuk menjaga warisan budaya kita yang beragam, memajukan keberlanjutan budaya, dan berkontribusi pada peradaban internasional," lanjutnya.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Pratikno, menyampaikan bagaimana keselarasan hidup yang berdampingan dengan teknologi Artificial Intelligence (AI) di masa kini.

“Teknologi Artificial Intelligence saat ini seharusnya bisa mempermudah hidup dalam segala sisi, mengingat banyaknya konten kebudayaan yang dibuat setiap harinya. Namun, harus diingat kecanggihan AI memiliki sejumlah risiko," kata Menko PMK, Pratikno, dalam pidatonya.

BACA JUGA:Desakan PBB Untuk Melakukan Penyelidikan Secara Menyeluruh atas Kerusuhan Demo di Indonesia

Lebih lanjut, Pratikno menegaskan bahwa sebagaimana leluhur menjaga budaya dengan kebijaksanaan, kerja sama, dan rasa saling menghormati, kini dunia memiliki tanggung jawab yang sama di ranah digital. 

Teknologi, menurutnya, harus memperkuat ikatan budaya, bukan memecah belah masyarakat. 

“Indonesia mendorong lahirnya tata kelola kecerdasan buatan yang mampu berbicara dalam semua bahasa dan melestarikan semua budaya. Dengan demikian, Bhinneka Tunggal Ika dapat menjadi pijakan bagi peradaban digital yang berkeadilan dan berkelanjutan,” ujarnya.

Perhelatan CHANDI 2025 resmi dibuka secara bersama-sama oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Pratikno, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, didampingi oleh Wakil Menteri Kebudayaan Fadli Zon Giring Ganesha, Gubernur Bali I Wayan Koster, dan Sekretaris Jenderal Kebudayaan, Bambang Wibawarta.

BACA JUGA:Kemenbud Resmi Luncurkan Buku Taksu Keris Bali

Rangkaian pembukaan dilanjutkan dengan penandatangan Sampul Peringatan CHANDI 2025 sebagai penanda bersejarah yang mempresentasikan semangat persatuan dan komitmen bersama dalam pemajuan kebudayaan dunia.

Perhelatan ini turut dihadiri oleh Menteri dan Wakil Menteri Bidang Kebudayaan dari Brunei Darussalam, Singapura, Libya, Palestina, Suriah, Zimbabwe, Yordania, Iran, Uzbekistan, dan Venezuela; perwakilan dan pejabat tinggi dari Albania, Kamboja, Prancis, Irlandia, Italia, Malaysia, Maroko, Serbia, Thailand, dan Inggris Raya, Armenia, Algeria, Bangladesh, Belarusia, Belgia, Bulgaria, Siprus, Fiji, Georgia, India, Laos, Mongolia, Belanda, Oman, Pakistan, Rusia, Rwanda, Tanzania, dan Tunisia; Gubernur Bali, para pejabat Kementerian Kebudayaan RI, dan para pimpinan daerah.

Menutup sambutannya, Menbud Fadli menegaskan kembali bahwa budaya bukan sekadar peninggalan masa lalu, tetapi kekuatan vital yang membentuk masa depan bersama. 

Budaya, menurutnya, menyalakan kreativitas, menumbuhkan inovasi, dan menginspirasi nilai-nilai yang menuntun manusia menuju dunia yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan.

Sumber: