Menyelami Pura Jagatnatha: Simbol Kesatuan Umat Hindu di Pulau Bali, Lengkap Dengan Sejarah Serta Lokasinya!

Pura Jagatnatha Jembrana Bali-PRAMYRWORLD-youtube
DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Bali kerap disebut sebagai Pulau Seribu Pura karena hampir di setiap sudut wilayahnya berdiri tempat suci umat Hindu.
Pura-pura tersebut ada yang berada dalam lingkup keluarga atau merajan, ada juga yang lebih besar seperti pura kahyangan jagat. Salah satu jenis pura yang cukup dikenal adalah Pura Jagatnatha.
Bagi kamu yang belum memahaminya, bentuk pura di Bali memang sekilas tampak mirip.
BACA JUGA:7 Rekomendasi Cafe di Bali, Cocok Untuk Nongkrong Sambil Ngopi Santai
Padahal, masing-masing pura memiliki fungsi dan tujuan berbeda. Misalnya pura swagina, yang dibangun berdasarkan kesamaan profesi umatnya, seperti Pura Melanting untuk para pedagang atau Pura Subak yang menjadi tempat sembahyang petani.
Ada juga pura kawitan, tempat sembahyang yang ditentukan oleh garis keturunan, serta pura tri kahyangan di tiap desa yang terdiri dari Pura Desa, Pura Puseh, dan Pura Dalem.
Lantas, bagaimana dengan Pura Jagatnatha? yuk simak penjelasannya!
Sejarah Pura Jagatnatha
Pura Jagatnatha, atau dikenal juga sebagai Pura Agung Jagatnatha, dibangun sebagai pusat pemujaan kepada Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.
BACA JUGA:5 Event Seni dan Budaya di Bali yang Wajib Kamu Datangi
Keberadaan pura ini dimaksudkan untuk menjadi simbol persatuan umat Hindu karena bisa digunakan bersama, tidak terbatas oleh desa atau garis keturunan tertentu.
Pura Jagatnatha mulai dibangun pada abad ke-20. Saat itu, tokoh-tokoh Hindu Bali dan pemerintah daerah merasa perlunya ada tempat suci bersama yang terbuka bagi seluruh umat.
Berbeda dengan pura kahyangan jagat yang telah ada sebelumnya, Jagatnatha menekankan pemujaan langsung kepada Sang Hyang Widhi, bukan kepada dewa atau leluhur tertentu.
Salah satu yang paling terkenal adalah Pura Agung Jagatnatha Denpasar. Pura ini berdiri pada tahun 1960-an, bertepatan dengan semangat masyarakat Bali pascakemerdekaan untuk memperkuat identitas Hindu dalam bingkai Indonesia modern.
Pada 5 Februari 1963, Gubernur Bali Anak Agung Bagus Sutedja setuju pembangunan pura tersebut yang secara resmi bernama Pura Agung Jagatnatha.
Sumber: