G3N Project Bawa Redmiller Blood ke Ubud, Hadirkan Karya Bernuansa Sosial dan Psikologis

Pengguntingan pita tanda dibukanya Pameran ‘Utopia’, di Museum Puri Lukisan Ubud. Pameran bakal berlangsung hingga 15 Oktober 2025.-Rivansky Pangau/Disway.id-
General Manager G3N Project, Andry Ismaya Permadi, mengatakan pameran kali ini merupakan kolaborasi kelima Peter Rhian bersama G3N Project.
BACA JUGA:Bali Cetak Sejarah, Art & Bali 2025 Hadirkan Pameran Seni Global Perdana
Peter bersama G3N Project sebelumnya juga pernah tampil di ajang ArtMoments Jakarta (2023 dan 2025), serta dua pameran tunggal di Bandung (2023) dan Jakarta (2025).
Dalam kurun 2020–2025, Peter Rhian telah berpameran tunggal maupun bersama sekitar 40 kali, di antaranya di Hong Kong, Tiongkok, Australia, Korea Selatan, Spanyol, Amerika Serikat, dan Singapura, serta sejumlah kota di Indonesia.
Penglingsir Puri Agung Ubud, Tjokorda Gde Putra Sukawati, menilai karya Peter Rhian memiliki kekuatan visual sekaligus pesan yang mendalam.
"Detail, warna, dan komposisi yang ia gunakan berhasil membangkitkan rasa kagum sekaligus mengajak penonton merenung. Karyanya terasa hidup dan mampu menghadirkan emosi melalui setiap goresan," ujarnya.
Pameran Utopia diharapkan menjadi ruang dialog antara seniman dan publik, sekaligus kontribusi bagi perkembangan seni rupa kontemporer di Bali dan Indonesia.
BACA JUGA:BNI Boyong 3 UKM RI Ke Pameran Makanan Terbesar di Korsel, Jajaki Pasar Ekspor ke Negeri Ginseng
Sundea, dalam tulisannya di katalog pameran, menyebut karya-karya Peter Rhian menampilkan Utopia sebagai ironi.
Redmiller, tokoh mungil berambut merah yang menjadi representasi otentisitas dan kerapuhan manusia, hadir sebagai cermin kita di utopia baru.
Menurut Sundea, Utopia bukan tentang menciptakan surga di dunia, melainkan mewaspadai neraka yang dapat kita buat sendiri.
Utopia yang hadir dalam pameran ini menjaga kesadaran dan mengingatkan kita untuk selalu memeriksa, memperbaiki, memaknai, dan tidak begitu saja menerima 'yang tersedia' sebagai 'yang seharusnya.'
Sundea mengamati warna-warni Redmiller Blood dan kefrustrasian yang diam-diam mengintai di balik dunia yang digambarkan, seraya mempertanyakan: apakah ini memang utopia, atau justru distopia yang bersembunyi di balik gemerlap.
BACA JUGA:PT BIBU Panji Sakti Perkenalkan Desain Bandara Rp50 Triliun di Buleleng
Adapun, sejumlah karya utama yang ditampilkan antara lain Utopia Garden dan The Fracture, yang menggambarkan kesenjangan antara harapan dunia ideal dan kenyataan penuh frustrasi.
Sumber: