Global Sumud Flotila Dicegat Israel, Kontroversi Bantuan Laut untuk Gaza

Global Sumud Flotila Dicegat Israel, Kontroversi Bantuan Laut untuk Gaza

Global Sumud Flotila (GSF), dicegat oleh militer Israel saat mencoba untuk memasuki Gaza--Leftvoice

DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Armada internasional yang dikenal dengan nama Global Sumud Flotila (GSF), dicegat oleh militer Israel saat mencoba untuk memasuki Gaza.

Global Sumud Flotila terdiri dari sekitar 44 hingga 50 kapal yang membawa aktivis dari 40 negara dengan jumlah 500 aktivis, termasuk tokoh publik seperti Greta Thunberg dan Mandla Mandela, cucu dari Nelson Mandela.

Tujuan dari kegiatan Global Sumud Flotila ini untuk memberikan bantuan kemanusiaan untuk Palestina sekaligus menentang blokade laut Israel yang telah diberlakukan selama bertahun-tahun dan pihak Israel mencoba menghadang dengan memberikan beberapa serangan sekaligus penangkapan kepada para aktivis.

BACA JUGA:Israel Serang Doha, Dunia Internasional Mengecam

Dilansir dari Al Jazeera, sejumlah kapal seperti Alma, Adara, dan Sirius dihentikan di perairan internasional. Komunikasi dari kapal-kapal juga sempat terputus karena diduga sinyal mereka yang dengan senagaja diganggu atau diblokir oleh pihak Israel.

Perjalanan kapal ini melewati Mediterania atau Laut Tengah dan mendapatkan banyaknya perhatian dari publik, dan saat ini juga terjadi penangkapan kepada para aktivis. Sampai menyebabkan protes di berbagai negara, seperti Roma, Buenos Aires, dan Istanbul.

Sebelumnya juga para aktivis yang berada di atas kapal juga mengatakan adanya pertemuan samar dengan kapal-kapal tanpa lampu dan terdapat drone yang membuntuti konvoi kapal-kapal tersebut.

Israel berkelit dengan memberikan alasan, bahwa kapal yang digunakan sudah melewati blokade maritim yang dianggap penting dengan alasan keamanan, jadi Israel merasa apa yang mereka lakukan dengan para aktivis adalah tindakan yang sah.

Mereka beranggapan bahwa blokade laut memang diperlukan agar tidak ada senjata atau barang yang bisa digunakan oleh Hamas yang merupakan kelompok yang memang berpihak kepada Gaza.

BACA JUGA:KTT Darurat di Doha, Negara Arab-Islam Bersatu Melawan Israel

Namun penyelenggara flotila membantah argumen tersebut dengan menyatakan kalau seluruh bawaan mereka adalah barang yang aman untuk dibawa. Semua yang dibawa adalah bantuan untuk warga Palestina berupa makanan, obat-obatan, perlengakapan medis, dan air bersih.

Hingga akhirnya kontroversi pun mencuat ke publik, banyak yang menilai bahwa apa yang dilakukan oleh Israel dianggap memperparah keadaan masyarakat yang ada di Gaza.

Banyak yang menganggap pernyataan Israel mengenai kapal-kapal yang membawa bantuan kemanusiaan dianggap melanggar hukum internasional karena melewati blokade yang sudah dijaga oleh mereka adalah sebuah lolucon, karena sejak awal Israel adalah pihak yang melanggar hukum internasional bahkan menjadikan para militer menjadi pelanggar HAM berat.

Sumber: