ICEA 2025 Perdana Berbasis ISO 59000 Digelar di Bali
Penyerahan Awards kepada salah satu penenang-Rivansky Pangau-
BACA JUGA:Indonesia Kuasai 40% Ekonomi Digital ASEAN, OJK Sebut Era Baru Dimulai
“Kita perlu gotong royong semua pihak untuk mencapai target emisi rendah karbon,” katanya. Ia menilai ICEA 2025 sebagai inisiatif yang mendorong praktik keberlanjutan menuju pencapaian SDGs.
Ketua ICEST Institute, Suharman Noerman, menambahkan bahwa ICEA 2025 menjadi bagian dari rangkaian kegiatan mendukung sosialisasi ISO 59000 serta implementasi Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Ekonomi Sirkular Indonesia 2025–2045 yang telah diluncurkan BSN dan Bappenas.
“Gaya hidup manusia hari ini membutuhkan tiga planet untuk hidup layak,” ujarnya, seraya menegaskan perlunya perubahan perilaku dari linear menuju sirkular.
BACA JUGA:Bali dan Northern Territory Australia Tingkatkan Kerja Sama dari Ekonomi hingga Energi Bersih
Wakil Ketua ICEST Institute, Mariski Nirwan, menyatakan bahwa ICEA 2025 merupakan inisiatif strategis selain kegiatan CEST, riset aksi, dan pelatihan terkait ekonomi sirkular.
Program-program ini akan terus berkembang seiring meningkatnya kebutuhan praktik sirkular di berbagai sektor.
Sekjen ICEST Institute, Fajar Budiono, menjelaskan bahwa lembaga tersebut dibentuk berdasarkan standar ISO 59000 untuk mendukung penguatan gerakan ekonomi sirkular di Indonesia, sejalan dengan komitmen BSN dan Bappenas.
ICEA 2025 dan konferensi internasional ICCES 2025 didukung sejumlah perusahaan nasional, antara lain Telkomsel, Pertamina, KPC, Antam, Chandra Asri Pacific, Bank BJB, Pupuk Kaltim, Petrokimia Gresik, Pusri, Pupuk Kujang, Sucofindo, dan MNC Group.
Penyelenggara berharap ajang ICEA dan ICCES pada tahun-tahun berikutnya semakin semarak serta memunculkan lebih banyak inovasi ekonomi sirkular dari lembaga maupun perusahaan, seiring meningkatnya urgensi transisi sirkular di tingkat nasional.
Sumber: