Pemkab Buleleng Gelar Aksi Bersih Sungai Dalam Rangka World Cleanup Day 2025

Sabtu 13-09-2025,14:22 WIB
Reporter : Syifa Lulu
Editor : Syifa Lulu

BULELENG, DISWAYBALI.ID - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menggelar aksi bersih-bersih di kawasan hilir Sungai Banyumala sebagai bagian dari peringatan World Cleanup Day (WCD) 2025. 

Kegiatan ini berlangsung dengan mengusung tema “Menuju Indonesia Bersih 2029” dan menjadi langkah nyata Pemkab dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan Indeks Kualitas Air (IKA).

Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, Kadek Agus Hartika, menerangkan bahwa agenda tersebut merupakan tindak lanjut instruksi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendorong seluruh daerah berpartisipasi aktif dalam WCD sepanjang satu bulan penuh.

BACA JUGA:Bali Cetak Sejarah, Art & Bali 2025 Hadirkan Pameran Seni Global Perdana

“Sebetulnya kegiatan bersih-bersih sudah rutin kita lakukan. Namun kali ini lebih spesial karena merupakan rangkaian dari World Cleanup Day 2025. Tema besar menuju Indonesia Bersih 2029 ini selaras dengan target RPJMN dalam mengatasi persoalan sampah yang semakin krusial,” ujarnya dikutip Pemkab Buleleng Sabtu, 12 September 2025.

Aksi ini tak hanya melibatkan aparatur OPD, tetapi juga perguruan tinggi, sekolah, komunitas peduli lingkungan, serta masyarakat desa.

Bahkan, Sekda Buleleng telah mengimbau para camat agar mendorong setiap desa melaksanakan kegiatan serupa.

Selain pembersihan, komunitas Ekoenzim Nusantara Buleleng turut menyalurkan cairan ekoenzim sebanyak 100 liter di tiga titik sungai. 

BACA JUGA:Tinjau Korban Banjir Bali, Wapres Gibran Pastikan Pemerintah Dampingi Korban

Cairan hasil fermentasi sampah organik rumah tangga ini berfungsi menetralkan pencemar air seperti TSS, BOD, dan pH sehingga mutu air tetap terjaga.

“Indeks kualitas air di Buleleng masih sangat bagus, bahkan di atas target nasional. Salah satu upayanya adalah dengan rutin menambahkan ekoenzim. Ini bukan hanya bermanfaat di sungai atau danau, tapi juga bisa digunakan dalam rumah tangga untuk pemurnian air,” jelas Agus Hartika.

Ia juga menegaskan bahwa kolaborasi Pemkab dengan komunitas lingkungan seperti Sungai Watch, Bersih-Bersih Bali, hingga penggiat lokal lain, semakin memperkuat gerakan kolektif menjaga alam.

BACA JUGA:Gelombang Tinggi 12–15 September, BMKG Peringatkan Dampak Bibit Siklon 93S

Lebih lanjut, masyarakat diajak aktif berkontribusi mulai dari rumah tangga dengan menerapkan pengelolaan sampah berbasis sumber.

 “Kita sudah membentuk bank sampah di desa, kelurahan, sekolah, dan OPD. Kalau sampah sudah diselesaikan sejak dari sumbernya, dampak buruk bagi lingkungan bisa kita cegah. Mari mulai dari diri kita sendiri agar tidak menyesal di kemudian hari,” pungkasnya.

Kategori :