Data terbaru terkait peningkatan arus barang komoditas pupuk di Lembar, Nusa Tenggara Barat (NTB) tercatat mencapai 8,6 persen, angka tersebut adalah peningkatan presentase dari tahun sebelumnya. Data tersebut dikeluarkan PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) Branch Lembar, NTB.
Angka tersebut sejalan dengan meningkatnya kebutuhan pertanian di wilayah Nusa Tenggara Barat dan menjadi pemantik pemulihan ekonomi regional. Branch Manager SPMT Lembar, Kunto Wibisono, menjelaskan bahwa lonjakan distribusi pupuk itu menjadi sinyal positif bagi sektor pertanian.
"Peningkatan ini menunjukkan respons positif petani terhadap kondisi iklim yang lebih kondusif. Ka berkomitmen mendukung kelancaran distribusi pupuk demi menjaga ketersediaan input pertanian di NTB," ucapnya.
BACA JUGA: Alih Fungsi Lahan di Bali Kian Mengkhawatirkan, Sawah Menyusut Drastis Sejak 2019
Sementara itu, data dari Bank Indonesia dan BPS NTB menunjukkan, setelah kontraksi 2,32 persen pada triwulan I 2025, ekonomi NTB tumbuh 6,56 persen pada triwulan II. Pertumbuhan non-tambang tercatat 5,57 persen, sementara industri pengolahan melonjak 37,69 persen, sebagian ditopang dari sektor pertanian.
Untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan, SPMT Lembar melakukan optimalisasi layanan terminal, mulai dari percepatan bongkar muat, digitalisasi logistik, hingga pemeliharaan infrastruktur.
"Kami terus meningkatkan kualitas pelayanan di pelabuhan, agar distribusi pupuk berjalan lancar dan merata di seluruh NTB," tutur Kunto. Di sisi lain ketersediaan pupuk yang terjamin turut mendukung ketahanan pangan regional. Hingga Juli 2025, pengadaan beras di NTB mencapai 77.194-ton dengan distribusi terbesar di Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Kota Mataram.
SPMT Lembar optimistis tren positif ini akan berlanjut seiring intensifikasi pertanian Pemerintah Daerah. "Kami siap terus berinovasi dalam mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan sektor pertanian NTB," pungkas dia.