Asuransi Naik Kelas, Dari Layanan Finansial Jadi Gaya Hidup

Perayaan Hari Asuransi ke-19 mengangkat tema “Literasi Asuransi Untuk Negeri” dengan subtema “Pahami – Miliki – Lindungi” di Bali, digelar di The Westin Resort Nusa Dua, Sabtu (18/10/2025).-Rivansky Pangau-
Momentum literasi ini muncul di tengah kinerja industri yang tetap positif. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2025 menunjukkan total aset industri asuransi mencapai Rp1.169,64 triliun, tumbuh 3,30 persen (yoy).
Aset asuransi komersial tercatat Rp948,4 triliun, naik 3,99 persen, sementara premi Januari–Juli 2025 menembus Rp194,55 triliun, meningkat 0,77 persen.
Meskipun premi asuransi jiwa sedikit terkontraksi (minus 0,84 persen), asuransi umum dan reasuransi tetap tumbuh 2,67 persen dengan nilai Rp91,13 triliun.
Dari sisi ketahanan modal, industri menunjukkan posisi yang jauh di atas standar: Risk Based Capital (RBC) mencapai 471,23 persen untuk asuransi jiwa dan 312,08 persen untuk asuransi umum, jauh di atas ambang batas minimum 120 persen.
Asuransi syariah pun mencatat kinerja mengesankan dengan pertumbuhan aset 5,58 persen (year on year), mencapai Rp47,94 triliun, serta peningkatan kontribusi dan investasi di atas 5 persen.
Meskipun klaim asuransi komersial menurun 6,92 persen, penurunan ini justru dipandang sebagai sinyal efisiensi dan manajemen risiko yang membaik, dengan klaim asuransi umum mencatatkan pertumbuhan tipis 2,07 persen.
Tahun ini, Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) ditunjuk sebagai pelaksana utama perayaan Hari Asuransi. Ketua AAUI, Budi Herawan, menekankan pentingnya menjadikan literasi dan inklusi sebagai gerakan strategis jangka panjang.
"Asuransi bukan lagi sekadar kewajiban, melainkan sudah menjadi kebutuhan dasar masyarakat untuk menghadapi risiko yang dapat terjadi kapan saja, seperti bencana alam maupun kecelakaan," tegasnya.
Ia menyerukan agar seluruh pemangku kepentingan industri tidak berhenti di ruang rapat, melainkan turun langsung ke masyarakat.
"Pentingnya peningkatan literasi dan inklusi asuransi sebagai langkah strategis dalam membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan dari berbagai risiko kehidupan," ujarnya sembari menambahkan bahwa cabang perusahaan asuransi di daerah memiliki peran vital dalam menyebarluaskan pemahaman itu.
Menurut Budi, inovasi dan terobosan baru menjadi kunci agar industri asuransi semakin dikenal, dipercaya, dan mampu menjadi pilar penting dalam menjaga stabilitas perekonomian nasional.
Ketua Panitia Hari Asuransi 2025, Muhammad Iqbal, yang juga berasal dari AAUI, membawa semangat tersebut ke level yang lebih konkret.
Menurutnya, pelaksanaan tahun ini tak hanya berupa konferensi dan seremoni, tetapi juga gerakan literasi langsung bagi pelaku UMKM, bekerja sama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Kegiatan ini akan digelar di 10 kota di Indonesia, sebagai bentuk apresiasi terhadap UMKM.
Sumber: