Asuransi Naik Kelas, Dari Layanan Finansial Jadi Gaya Hidup

Asuransi Naik Kelas, Dari Layanan Finansial Jadi Gaya Hidup

Perayaan Hari Asuransi ke-19 mengangkat tema “Literasi Asuransi Untuk Negeri” dengan subtema “Pahami – Miliki – Lindungi” di Bali, digelar di The Westin Resort Nusa Dua, Sabtu (18/10/2025).-Rivansky Pangau-

BADUNG, DISWAYBALI.ID — Di tengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya proteksi keuangan, industri asuransi Indonesia mulai menunjukkan hasil nyata dari upaya panjang membangun literasi publik.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 mencatat lonjakan signifikan: indeks literasi perasuransian mencapai 45,45 persen, naik dari 36,9 persen, sementara indeks inklusi meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 28,50 persen.

Angka-angka ini bukan sekadar statistik. Ia menandai perubahan paradigma masyarakat Indonesia terhadap asuransi, dari sekadar produk finansial menjadi bagian dari gaya hidup ekonomi modern.

BACA JUGA:Tingkat kepercayaan Masyarakat menurun Terhadap Asuransi, Ini Sebabnya

Peningkatan tersebut diyakini sebagai buah dari kolaborasi lintas asosiasi di bawah naungan Dewan Asuransi Indonesia (DAI) yang terus memperluas program edukasi publik. 

Tahun ini, perayaan Hari Asuransi ke-19 mengangkat tema "Literasi Asuransi Untuk Negeri" dengan subtema "Pahami – Miliki – Lindungi", menegaskan arah baru gerakan literasi yang tak lagi berhenti pada edukasi, tetapi menuntun masyarakat untuk benar-benar memahami, memiliki, dan merasakan perlindungan asuransi.

Ketua Dewan Asuransi Indonesia, Yulius Bhayangkara, menilai peningkatan literasi sebagai bukti bahwa edukasi publik mulai membuahkan hasil. Namun, ia juga menekankan bahwa perjalanan masih panjang.

"Memperkenalkan dan memasyarakatkan pentingnya berasuransi masih menjadi tantangan, terutama karena tingkat pemahaman masyarakat mengenai asuransi yang masih perlu peningkatan," ujarnya saat sesi Konferensi Pers, bertempat di The Westin Resort Nusa Dua, Sabtu, 18 Oktober 2025.

BACA JUGA:OJK Wajibkan Peserta Asuransi Kesehatan Tanggung Biaya Sendiri 10 Persen, Menkes Budi: Ada Bagusnya Juga

Ia menegaskan, literasi bukan sekadar promosi produk, tetapi pemahaman fundamental tentang perlindungan keuangan.

"Kami meyakini bahwa literasi asuransi bukan hanya tentang mengenalkan produk, tetapi juga memberikan pemahaman yang benar mengenai pentingnya perlindungan keuangan melalui asuransi," lanjut Yulius.

DAI bersama asosiasi perasuransian, kata Yulius lagi, terus memperluas program literasi melalui kegiatan kampus, CSR, konferensi pers, serta pemanfaatan media digital.

BACA JUGA:Ketika Kesederhanaan Jadi Gaya Hidup, Jalani Hidup Eco-Friendly Agar Lebih Bermakna

"Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap asuransi sebagai instrumen proteksi dapat terus tumbuh. Sehingga semakin banyak keluarga dan pelaku usaha yang terlindungi dari risiko di masa depan," tukas Yulius.

Sumber: