Anomali, Okupansi Hotel di Bali Turun hingga 60 Persen, Tak Sejalan dengan Kunjungan Wisatawan

Tingkat okupansi hotel di Bali mengalami penurunan hingga 60 persen meski jumlah kunjungan wisatawan mancanegara terbilang stabil.-Diswaybali.id/rivansky pangau-
Wisawatan Domestik Pilih Liburan ke Luar Negeri
Ia juga menambahkan bahwa wisatawan domestik kini lebih memilih berlibur ke luar negeri karena harga tiket ke beberapa destinasi internasional lebih kompetitif dibandingkan ke Bali.
Selain itu, faktor alam seperti gunung meletus dan badai yang sempat terjadi di beberapa wilayah Indonesia juga mempengaruhi keputusan wisatawan asing untuk datang ke Bali.
Meskipun periode Nyepi dan Idul Fitri biasanya menjadi momentum peningkatan kunjungan wisatawan, tahun ini justru terjadi penurunan.
BACA JUGA:Hari Raya Nyepi 2025, Komdigi Matikan Jaringan Komunikasi di Bali pada 29 Maret
Sudiarta menjelaskan bahwa bulan Ramadan membuat okupansi cenderung menurun, sedangkan bertepatan dengan libur Nyepi, banyak wisatawan domestik yang memilih berlibur ke luar negeri.
“Kami memang sudah menurunkan target okupansi untuk bulan Maret karena ini bulan yang paling sulit. April diperkirakan akan lebih baik, tetapi untuk Maret kami harus realistis dengan kondisi yang ada,” tutupnya.
Dengan kondisi ini, industri perhotelan di Bali dihadapkan pada tantangan besar untuk menjaga okupansi tetap stabil di tengah persaingan ketat dan perubahan pola perjalanan wisatawan.
Adaptasi strategi dan diversifikasi pasar menjadi kunci agar sektor ini tetap bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi dan kebijakan pemerintah.
Sumber: