Kemenkes Ungkap Hasil Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates, Singgung Soal Kecocokan Gen Orang Indonesia

Kemenkes Ungkap Hasil Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates, Singgung Soal Kecocokan Gen Orang Indonesia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengungkap hasil uji klinis vaksin TBC Bill Gates--Ilustrasi Vaksin TBC

DENPASAR, DIWAYBALI.ID - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengungkap hasil uji klinis vaksin TBC Bill Gates.

Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Aji Muhawarman mengatakan bahwa saat ini pemberian vaksin TBC sudah sampai tahap 3 yakni fase khasiat.

Aji Muhawarman mengaku vaksin TBC Bill Gates sudah diberikan kepada 2905 relawan pada April lalu. Namun, pihak Kemenkes masih menunggu reaksi dan hasil apakah berkhasiat atau tidak sampai tahun 2028 mendatang.

BACA JUGA:Kemenkes Tegaskan Virus Covid-19 Varian XEC yang Mengganas di Thailand Belum Masuk Indonesia

"Jadi istilahnya kita menggunakan uji khasiat ya, tapi kan ini prosesnya sudah berjalan," ujarnya kepada awak media, Selasa 27 Mei 2025.

"Dari April kemarin sudah selesai tuh rekrutmen peserta, partisipannya, yang 2095. Nah ini kita monitor terus, kita amati sekarang prosesnya, sampai nanti 2028," tambahnya.

BACA JUGA:Wabah Covid-19 Kembali Meroket di Singapura dan Thailand, Kemenkes Larang Pergi ke Luar Negeri

Lebih lanjut, Aji Muhawarman mengatakan bahwa pihak Kemenkes RI belum mengetahui hasil apakah vaksin TBC Bill Gates ini benar-benar cocok atau tidak dengan gen orang Indonesia.

"Untuk tahu benar-benar ini berkhasiat atau nggak, cocok nggak dengan gen orang Indonesia," tutur Aji.

"Ini kita masih pantau bahwa ini cocok dengan kita atau enggak, secara genetik gitu ya. Terus berkhasiat nggak, bermanfaat enggak dengan orang-orang yang kita berikan vaksin itu," ujarnya.

Oleh karena itu, Aji Muhawarman menegaskan kepada masyarakat bahwa tidak perlu khawatir dengan keamanan vaksin TBC Bill Gates.

Pasalnya, pemeriksaan keamanan sudah dilakukan oleh Kemenkes pada tahap pertama dan kedua.

"Jadi kita nggak bicara lagi soal keamanan, safety ya. Itu kan sudah dilakukan di fase 1 dan 2. Jadi perlu ditegaskan, masyarakat perlu tahu, fase 3 ini fase khasiat. Jadi bukan lagi kalau orang bertanya, nanti aman nggak menurut kita? Terus nanti terjadi apa-apa?" pungkasnya.

Sumber: