BMKG Sebut Keberhasilan OMC Efektif Tekan Titik Panas dan Cegah Asap Lintas Batas

BMKG Sebut Keberhasilan OMC Efektif Tekan Titik Panas dan Cegah Asap Lintas Batas

BMKG Sebut Keberhasilan OMC Efektif Tekan Titik Panas dan Cegah Asap Lintas Batas.--Dok. BMKG

DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Presiden RI Prabowo Subianto memberikan apresiasi terhadap keberhasilan pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) yang mampu menekan jumlah titik panas dan mencegah penyebaran asal lintas batas negara.

Dalam foruum koordinasi penanganan Karhutla di Kalimantan Barat, Prabowo menegaskan pendekatan ilmiah berbasis teknologi seperti OMC harus menjadi garda di depan dalam mitigasi bencana ekologis nasional.

“Saya mendukung penuh langkah-langkah terpadu yang telah dilakukan. OMC terbukti menjadi instrumen efektif dalam mengendalikan kebakaran dan mencegah bencana asap lintas batas yang dapat merugikan Indonesia di tingkat regional,” terang Prabowo.

BACA JUGA:Cegah Penyalahgunaan Rekening Nasabah, BTN Apresiasi Langkah PPATK

Menteri Koordinasi Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) Budi Gunawan menyampaikan bahwa hasil nyata ini merupakan buah kerja kolaboratif dari elemen yang tergabung dalam Desk Penanganan Karhutla.

Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya koordinasi lapanga antara BNPB, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BMKG, TNI, Polri, dan pemerintah daerah.

“Koordinasi yang solid dan respons cepat menjadi kunci utama keberhasilan ini. Kita tidak bisa bekerja sektoral, harus lintas institusi dan lintas wilayah,” ungkap Budi Gunawan saat Rapat Terbatas Penanganan Karhutla di Kantor Gubernur Kalbar.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa OMC yang dilakukan BMKG bersama mitra kementerian/lembaga telah memberikan hasil signifikan dalam menurunkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), khususnya di wilayah Kalimantan Barat.

BACA JUGA:Shopee dan Vidio Perkuat Ekosistem Digital dengan Peluncuran Vidio Shopping

“OMC mampu menurunkan potensi kebakaran secara signifikan melalui penyemaian awan yang ditargetkan berdasarkan data cuaca dan iklim terkini. Pemantauan intensif dilakukan melalui satelit untuk memetakan hotspot dan potensi pembentukan awan hujan,” ujar Dwikorita.

ia juga menyampaikan bahwa pada musim kemarau tahun ini, curah hujan tercatat lebih tinggi dibandingkan rata-rata selama 30 tahun terakhir. 

Kondisi ini memberikan peluang besar untuk mengoptimalkan teknologi OMC dalam mempercepat proses terbentuknya hujan buatan.

“Sejak 1 Agustus, OMC di Kalbar dilakukan sejak pagi hingga malam hari untuk memaksimalkan pertumbuhan awan hujan. Pun, di Riau, OMC dilakukan sejak pagi hingga malam,” jelasnya.

BACA JUGA:Tingkatkan Produktivitas dan Efisiensi Proses Bisnis Collection, BTN luncurkan Operating Model baru

Sumber: