Kisah di Balik Layar Jernih Tayangan Kompetisi BRI Super League, Rendy: Kalau Hujan Selamatkan Kamera Dulu

Kisah di Balik Layar Jernih Tayangan Kompetisi BRI Super League, Rendy: Kalau Hujan Selamatkan Kamera Dulu

Kisah di Balik Layar Jernih Tayangan Kompetisi BRI Super League.-Diajeng Vayantri Dewi/Disway.id-

DENPASAR, DISWAYBALI.ID - Kompetisi sepak bola tertinggi Indonesia BRI Super League memasuki musim kompetisi baru tahun 2025/2026. 

Ada yang menarik di balik kompetisi yang setiap tahunnya menghasilkan banyak pemain-pemain berkualitas ke Timnas Indonesia itu. 

Kompetisi tersebut tidak terlepas dari tayangan video baik secara langsung ataupun melalui streaming yang dapat disaksikan ribuan mata memandang pecinta sepak bola melalui televisi.

BACA JUGA:Jajaki Karier di Kompetisi Indonesia, Jan Jansen Terpukau Atmosfer Sepak Bola Bali

Salah satu sosok di balik layar video itu adalah Rusyadi atau yang karib disapa Rendy lahir di Ciamis 5 Desember 1978 silam. 

Rendy terlibat dalam segala hal penayangan live streaming sepak bola Indonesia sejak tahun 2016. 

Ia bercerita banyak momen-momen yang tak terlupakan ketika sedang bertugas, salah satunya ketika ia harus mengambil gambar pemain yang akan melakukan tendangan pojok atau corner. 

Ia memang bertugas spesifik sebagai campres handheld.

"Lucu ketika saya sedang berlari ke arah corner kick biasanya suka diteriakin suporter dibarengin sama alat-alat musik yang mereka bawa, tidak marah tapi jadi malah lucu aja saya berasa seperti topeng monyet yang lari-lari bawa kamera," ucap dia sembari tertawa kepada Disway.id di Bali, Selasa, 12 Agustus 2025.

BACA JUGA:Dramatis! Bali United Main Imbang 1-1 Lawan Persik Kediri di BRI Super League 2025/26

Tak hanya itu, Rendy tentu mengalami banyak pengalaman entah itu suka maupun duka, selain sering jadi becandaan para suporter.

Dirinya mengaku sering harus berjibaku dengan hujan deras demi menyelamatkan kamera-kamera lantaran harganya yang sangat mahal. 

Selain itu, agar tayangan di layar televisi penikmat sepak bola tetap jernih tak heran juga dia sering hampir menambrak perangkat-perangkat pertandingan demi mengejar momen ataupun menyelamatkan kamera saat hujan turun.

"Selama pertandingan tidak dihentikan kita harus tetap fokus ambil gambar, dan tentunya menyelamatkan kamera biar tidak kena air hujan. belum lagi ketika saya lagi lari orang-orang (steward atau perangkat pertandingan lain) mereka akan minggir sendiri takut ketabrak saya dan kamera gede ini," ungkapnya. 

Sumber: