Dari Tangan Siswa, Mengalir Harapan untuk Air Bali

Dari Tangan Siswa, Mengalir Harapan untuk Air Bali

Para siswa SMA Negeri 1 Penebel, Tabanan, saat memberikan penjelasan terkait cara kerja Tower Ganda, Kamis, 30 Oktober 2025.-Rivansky Pangau-

Salah satu inovasi paling menonjol datang dari SMA Negeri 1 Penebel dengan penerapan Sistem Tower Ganda. Atau dua menara air untuk menampung air hujan sekaligus mendaur ulang air limbah cuci tangan.

BACA JUGA:Denpasar Fashion Street 2025 Resmi Dibuka, Libatkan Mahasiswa Hingga Anak Sekolah Ciptakan Karya Baju

Air limbah disaring menggunakan lapisan arang, pasir, dan kerikil, lalu dimanfaatkan kembali untuk penyiraman tanaman. Sistem ini tidak membutuhkan listrik dan dapat dibuat dengan biaya rendah, sehingga mudah direplikasi oleh sekolah lain. 

Melalui kegiatan ini, siswa terlibat langsung mulai dari perancangan hingga pemantauan volume air yang digunakan kembali.

Sementara, inovasi yang dikembangkan SD Negeri 4 Munduk dinamakan Taman MEKAR (Menjaga Kelestarian Air dan Ruang Hidup). 

Sekolah memanfaatkan area halaman untuk membangun taman resapan air yang juga berfungsi sebagai ruang edukasi lingkungan.

Kegiatan meliputi penanaman tanaman lokal hemat air dan pengolahan limbah organik menjadi kompos. Melalui sistem ini, sekolah melaporkan penurunan genangan air di halaman saat musim hujan serta meningkatnya partisipasi siswa dalam perawatan taman. 

Guru pun memanfaatkan taman ini sebagai sarana pembelajaran tematik tentang ekosistem dan siklus air.

Sementara itu, SD Negeri Besan mengembangkan sistem Taman Hujan Sekolah untuk menampung air hujan dari atap ruang kelas dan menyalurkannya ke taman resapan. 

Air hasil penampungan dimanfaatkan untuk irigasi kebun sekolah, penyiraman tanaman, serta pemeliharaan fasilitas sanitasi.

Sekolah mencatat efisiensi penggunaan air bersih hingga sekitar 50 persen dibandingkan sebelum proyek berjalan. Tak hanya siswa dan guru, kegiatan perawatan taman juga melibatkan komite sekolah dan masyarakat sekitar. 

Program ini sekaligus memperkenalkan konsep konservasi air sederhana yang dapat diterapkan di rumah tangga.

Laporan dari ketiga sekolah menunjukkan bahwa program Tirtanovasi mendorong perubahan perilaku dalam penggunaan air dan pengelolaan lingkungan sekolah. Seluruh inovasi terbukti dapat dijalankan dengan sumber daya lokal dan biaya terjangkau.

Selain dampak teknis, kegiatan ini juga meningkatkan kesadaran siswa dan guru terhadap pentingnya konservasi air, sekaligus memperkuat kolaborasi antara sekolah, komite, dan masyarakat sekita

Sumber: