Pemprov Bali dan Jakarta Sepakat Bersinergi, Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan

Gubernur Bali Wayan Koster bersama Wagub DKJ Rano Karno saat Opening Press Conference, Kamis 12 Juni 2025-Rivansky Pangau-
Peningkatan itu turut mendongkrak penerimaan pajak daerah, seperti Badung tercatat mencapai Rp5,9 triliun pada akhir 2024, disusul Denpasar Rp1,4 triliun, dan Gianyar Rp1,3 triliun.
"BBTF adalah jembatan penting antara pelaku industri, pemerintah, dan buyer global. Kami ingin perluas kerja sama strategis dengan DKI Jakarta, khususnya dalam jaringan BUMD transportasi dan dana silpa, serta menegosiasikan rute dan frekuensi penerbangan bersama maskapai internasional," ungkap Koster.
Sementara itu, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, menyatakan kesiapan pihaknya, untuk memperkuat kerja sama dengan Bali. Mengingat sekitar 6 juta dari 9,5 juta wisatawan domestik ke Bali berasal dari Jakarta.
BACA JUGA:BKPB Buleleng Gelar Sosialiasi Bahaya Narkoba, Target yang Disasar Ibu-ibu Ormas!
BACA JUGA:Pabrik Coca Cola di Bali Bakal Tutup Mulai Juli 2025, Puluhan Karyawan Kena PHK
"Kami siap berkolaborasi dengan Provinsi Bali, memanfaatkan silpa APBD DKJ sebesar hampir Rp4,8 triliun, dan dukungan tiga BUMD, Bank DKI (kelak menjadi Bank of Jakarta), MRT, dan Transjakarta, untuk meningkatkan konektivitas dan arus kunjungan," ucap Rano.
Di sisi lain, Bang Doel, sapaan karibnya, Jakarta juga membuat beragam agenda revitalisasi sektor pariwisata.
"Sebagai bagian revitalisasi, 10 hotel di Jakarta diwajibkan menampilkan budaya Betawi, sementara pembentukan Jakarta Film Commission dan konsep ‘Jakarta Kota Cinema’ dirancang untuk menarik talenta dan investor perfilman," tambahnya.
BACA JUGA:Gubernur Koster Beri Bantuan untuk Kaum Disabilitas dan Pelajar Tepat di Perayaan Tumpek Krulut
BACA JUGA:Gubernur Koster Heran saat Dengar Ada 100 Orang Kena PHK, Padahal Pajak Hotel Naik Hingga 90 Persen
Sementara itu, Ketua Panitia BBTF 2025, Putu Winastra, mengatakan BBTF bukan sekadar pameran. Tetapi wahana kolaboratif yang menyatukan produk dan destinasi dengan cara yang lebih mendalam.
"BBTF berakar di Bali, tapi mencerminkan kekuatan pariwisata seluruh Indonesia,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Partha Adnyana, yang menegaskan pentingnya peran ASITA sebagai garda depan industri pariwisata nasional.
"ASITA ibarat dapur dunia pariwisata—dari menyambut tamu hingga mengatur semua kebutuhan wisata. Di bawah BTB, kami pastikan tidak ada asosiasi lain yang menggelar acara serupa BBTF di Bali," tegasnya.
Kolaborasi lintas provinsi ini diharapkan menjadi pondasi kuat dalam mewujudkan pariwisata Indonesia yang berkelanjutan, inklusif, dan berdaya saing tinggi di pasar global.
Sumber: